Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA -- Isu Bromat dalam air mineral dalam kemasan sempat viral di media sosial.
Diketahui, isu bromat mulai mencuat dan dibahas secara global pada Agustus 2023, saat AMDK merk Zephyrhills ditarik dari peredaran di Amerika Serikat.
Baca juga: Tanggapi Konten Hoaks Bromat, Ketua BPKN Berkoordinasi dengan Kemenkominfo Awasi Konten Media Sosial
Pembahasan mengenai bromat di tanah air menjadi kian ramai dan mengundang perhatian khalayak luas saat Tiktoker Gerald Vincent mengunggah video yang menyatakan bahwa air mineral dalam kemasan merek tertentu mengandung bromat melebihi ambang batas aman.
Isu ini pun mengundang perhatian pengamat di tanah air di akhir tahun 2023.
Gelombang klarifikasi ini bermunculan dari banyak pihak, baik regulator maupun para ahli dan akademisi, tanpa publik mendapatkan penjelasan lebih apakah pihak terkait sudah melakukan uji kandungan kembali terhadap kandungan bromat yang ada pada produk-produk AMDK-nya.
Lalu sebenarnya apa itu bromat yang membuat resah masyarakat?
Baca juga: Petugas Kini Disalahkan, Pelaku Kebakaran Bromo Sebut Sudah Siram Api Pakai Air Mineral Botol
Dosen Kimia Anorganik dari FMIPA Universitas Indonesia Prof. Yuni K. Krisnandi, M.Sc., Ph.D.,
menjelaskan, bromat (BrO3−) adalah zat kimia yang tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau.
Biasanya bromat jarang ditemukan di air minum yang tidak tercemar.
“Jika bromat ditemukan dalam air minum kemasan, biasanya ini terjadi karena dua hal, pertama karena bromida atau Anion Br- yang ditemukan secara alami di air dan berikatan dengan kalium, bereaksi dengan ozon atau O3 pada proses ozonisasi atau sterilisasi AMDK," kata dia di Jakarta, Selasa (5/3/2024).
Selain itu dapat juga terbentuk saat pembentukan in situ atau secara langsung di tempat hipoklorit yang juga salah satu metode untuk desinfeksi air agar terbebas dari mikroba dan patogen.
Adapun batas konsentrasi bromat dalam AMDK adalah 10 ppb (part per billion) atau 0,01 mg/liter.
“Kalium bromat itu dikategorikan sebagai senyawa yang memiliki potensi karsinogenik. Hal ini berdasarkan cukup banyak bukti, tentang efek karsinogenik pada hewan percobaan. Untuk efek terhadap manusia masih dibutuhkan penelitan lebih lanjut,” ujarnya.
Dokumen WHO berjudul Bromate in Drinking-water menjelaskan, mengonsumsi bromat dalam jumlah besar dapat menimbulkan gejala gastrointestinal seperti mual, muntah, diare, dan sakit perut.