Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Warga di sekitar Apartemen Teluk Intan di Penjaringan, Jakarta Utara, geger dengan insiden bunuh diri satu keluarga pada Sabtu (9/3/2024) sore kemarin.
Dilansir dari Tribunnews, diketahui satu keluarga yang berjumlah empat orang itu tewas usai melompat dari lantai 22 apartemen tersebut.
Satu keluarga itu terdiri sang ayah berinisial EA (50), ibu AI (50), anak perempuan JL (15), dan anak laki-laki JW (13).
Mereka tergeletak dalam kondisi mengenaskan di depan lobi apartemen.
Pihak kepolisian Polsek Penjaringan memastikan satu keluarga itu melakukan aksi bunuh diri.
Terkait maraknya kasus bunuh diri yang terjadi, Psikolog klinis dewasa Nirmala Ika Kusumaningrum, M.Psi beri tanggapan.
Menurutnya, orang yang melakukan bunuh diri bukan berarti orang tersebut lemah.
Lebih lanjut Nirmala mengingatkan jika jangan sampai ada stigma orang yang mengakhiri hidupnya itu karena ia lemah.
"Tapi harus hati-hati, bukan berarti dia lemah. Bisa jadi (ia) orang kuat. (Tapi) ia tumbuh dalam lingkungan yang sangat keras," sambungnya.
Baca juga: Sekeluarga Bunuh Diri di Apartemen Jakarta, Kemenkes: Psikiater dan Dokter Jiwa Masih kurang
Bisa saja sejak kecil ia menghadapi permasalahan keluarga. Atau orang tersebut sudah berjuang keras sendiri sedari kecil.
Ditambah tidak diajarkan bagaimana melakukan suatu penyelesaian masalah (problem solving).
"Ketika 'fight' tidak diajarkan untuk survive hidup. Bagaimana hidup pasti ada persoalan dan harus melalui itu dan belajar mengatasi itu. (Tidak diajarkan), bisa jadi akan melakukan bunuh diri," tambah Nirmala.
Sekali lagi, Nirmala menegaskan jika ketika memutuskan bunuh diri, bukan berarti karena orang tersebut lemah. Tapi, dirinya tidak lagi bisa menemukan jalan keluar dan hanya melihat jalan buntu.