Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penyakit cacar dengan Flu Singapura atau penyakit Hand Foot and Mouth (HFMD) sering dianggap sebagai situasi yang sama.
Meski gejala awalnya hampir serupa, namun ada beberapa perbedaan gejala cacar air dan flu Singapura.
Baca juga: Tips Cegah Penularan Penyakit Flu Singapura Saat Mudik
Hal ini diungkapkan oleh Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Infeksi Penyakit Tropik IDAI & Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin Prof. Dr. dr. Edi Hartoyo, Sp.A(K).
Pertama, dari bentuk lesi. Ruam dan lesi di kulit karena cacar air biasanya berawal dari dada, punggung, dan wajah, kemudian menyebar ke seluruh tubuh.
Sedangkan ruam akibat flu Singapura kerap disertai lesi yang muncul di telapak tangan, telapak kaki, mulut, dan bokong, serta sariawan di mulut atau bintik merah di sekitar bibir
Baca juga: Epidemiolog Prediksi Kebutuhan Vaksin Flu Singapura Bakal Terus Meningkat
"Kalau cacar air (lesi) dari badan, baru keluar. Lokasinya pada flu Singapura, paling sering telapak kaki, tangan dan di mulut,"ungkapnya pada media briefing virtual, Selasa (2/4/2024).
Kedua, pada cacar air di sekitar lesi bewarna kemerahan.
Sedangkan pada flu Singapura tidak sama sekali. Sehingga kelihatan lenting atau cairan bening pada lesinya.
Perbedaan lain adalah dari penyebabnya.
Cacar air dan flu Singapura merupakan jenis penyakit yang terjadi akibat infeksi virus.
Meski begitu, jenis virus yang menyebabkannya berbeda. Cacar disebabkan virus Varicella-zoster.
Sedangkan flu Singapura disebabkan oleh infeksi Coxsackievirus A16 dan Enterovirus 71.
Namun, cara penyebaran kedua virus ini serupa.
Yaitu melalui udara ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin.
Bisa juga karena kontak dengan orang yang terinfeksi.
Atau, kontak dengan permukaan dan benda yang telah terkontaminasi virus.