Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Angka kasus depresi di Indonesia relatif tinggi. Hal ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa di RSUD Tamansari Jakarta dr. Alfonsus Edward Saun, Sp.KJ
"Angka depresi juga relatif tinggi, yakni mencapai 15,6 juta jiwa, dengan lebih dari 12 juta jiwa adalah penduduk dengan usia di atas 15 tahun," ungkap dr Edward pada keterangannnya, Selasa (30/4/2024).
Depresi merupakan suatu kondisi gangguan suasana perasaan yang ditandai dengan sejumlah kumpulan gejala klinis.
Gangguan kesehatan mental ini paling sering muncul pada usia muda yang merupakan usia produktif, yakni usia antara 20-40 tahun.
Baca juga: Cerita Aurelie Moeremans Pertama Didiagnosa Depresi Akut
Pada kelompok usia anak dan remaja, gangguan depresi memiliki pengaruh yang lebih buruk.
Karena dapat berpengaruh pada perkembangan emosi, sosial dan kognitif selanjutnya.
Lebih awal gangguan depresi muncul, maka semakin meningkat risiko terjadinya episode depresi yang lebih banyak.
Pada kasus depresi berat, percobaan bunuh diri lebih tinggi, diikuti peningkatan komorbiditas gangguan medis dan mental lainnya.
Dr Edward menyampaikan ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya depresi pada seseorang.
1. Faktor Biologis
Faktor biologis seperti genetik, ketidakseimbangan zat kimia di otak, riwayat keluarga dengan gangguan jiwa, dan efek samping obat.
Bisa juga diakibatkan pada penggunaan narkoba atau zat adiktif.
Depresi juga muncul karena penyakit kronis (misalnya: kanker, HIV, stroke, komplikasi Diabetes Mellitus, dan lainnya).