News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Benarkah Memanggang Daging Bisa Meningkatkan Risiko Kanker? Ini Ulasan Ahli Pangan

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi: Makanan yang dipanggang kadang kala menjadi sajian favorit untuk sebagian orang. Namun para ahli mengingatkan memanggang mungkin berisiko.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Makanan yang dipanggang kadang kala menjadi sajian favorit untuk sebagian orang.

Namun, para ahli memperingatkan bahwa metode memasak yang tepat mungkin bukan pilihan terbaik bagi kesehatan.

Baca juga: 5 Resep Masak Daging Kurban yang Enak: Sate Kambing, Rendang, hingga Daging Penyet Kemangi

Dilansir Health, memanggang mungkin merupakan metode memasak yang lebih berisiko.

Para ahli memperingatkan, karena dapat menyebabkan pembentukan dua bahan kimia yang dikaitkan dengan kanker.

Yaitu Amina heterosiklik (HCA) dan hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH).

Keduanya terbentuk ketika daging seperti ayam, ikan, atau sapi dimasak pada suhu tinggi atau di atas api terbuka.


Apa Risiko Memanggang Daging?

Dua bahan kimia berbahaya yang terkait dengan pemanggangan dapat terbentuk secara alami saat daging berotot.

Termasuk daging sapi, babi, ikan, atau unggas dimasak pada suhu yang sangat tinggi atau di atas api terbuka.

Kebab Peanut Barbeque (sajiansedap.grid.id)

Pembentukan HCA meningkat seiring dengan meningkatnya suhu dan lama waktu memasak.

Misalnya, ayam panggang atau steak memiliki konsentrasi HCA yang tinggi.

Sementara HCA terbentuk dari reaksi di dalam daging itu sendiri, PAH terbentuk sedikit berbeda.

Yaitu ketika lemak dan sari daging jatuh ke api terbuka, akan terbentuk asap, yang akan meninggalkan zat kimia PAH di permukaan daging.

PAH juga ditemukan dalam asap rokok dan asap knalpot mobil.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini