News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Mengapa Asma pada Anak Harus Segera Dideteksi Sejak Dini?

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi. Asma dapat menyebabkan kesulitan bernapas sehingga bisa mengganggu aktivitas, rutinitas dan kualitas hidup anak.

Selain itu juga upaya pencegahan akan serangan atau kekambuhan asma seperti menghindari alergen atau pencetusnya, sehingga kontrol asma dapat dilakukan.

"Faktor pencetus asma itu misalnya seperti debu rumah, alergen dari bulu bintang ataupun polusi udara. Baik itu dari asap rokok, asap kayu ataupun polusi udara di luar ruangan karena buangan kendaraan bermotor misalnya. Bahkan tingkat polusi udara di Jakarta yang tinggi dan hingga infeksi pernapasan akibat virus yang bisa menjadi pencetus," jelas Prof Bambang.

Studi terbaru yang diterbitkan NEJM Evidence pada 4 Agustus 2023 menunjukkan PARS berkinerja baik dalam menentukan perkiraan risiko asma pada ana-anak dari berbagai etnis, latar belakang, dan kepekaan terhadap asma. Dimana lebih dari 33.200 klinisi, orangtua, mahasiswa, dan peneliti telah mengakses PARS di lebih dari 160 negara.

Merujuk penelitian Yunginger, disebutkan asma dimulai sejak usia dini dan insidensi paling tinggi pada anak prasekolah (<6 Tahun).

Hal ini juga yang akan menjadi faktor angka asma terus merangkak naik pada usia dewasa. Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia Tahun 2023, total angka penderita asma di Indonesia mencapai 877.531 orang dimana angka tertinggi ada di Provinsi Jawa Barat 156.977 orang, Jawa Timur 130.683 orang, dan Jawa Tengah 118.184 orang.

Secara usia, data SKI 2023 juga menyebut jika penderita asma anak pada usia kurang satu tahun sebanyak 11.518 anak, usia 1-4 tahun mencapai 59.253 anak dan rentang usia 5-14 tahun ada sebesar 138.465 anak.

Dari data tersebut proporsi kekambuhan asma dalam 12 bulan terakhir berdasarkan usia masih terbilang tinggi.

Untuk usia kurang 1 tahun hingga 53,5 persen Kemudian usia 1-4 tahun kekambuhannya lebih tinggi mencapai 66 persen dan usia 5-14 tahun risiko kambuh 59,8 persen.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini