Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- WHO telah mengeluarkan undangan bagi produsen vaksin Monkeypox untuk menyampaikan Ekspresi Ketertarikan untuk Daftar Penggunaan Darurat (EUL).
Direktur Jenderal WHO mengumumkan pada tanggal 7 Agustus 2024 bahwa ia telah memulai proses EUL vaksin mpox mengingat tren penyebaran penyakit yang mengkhawatirkan.
"Ada wabah serius dan terus berkembang di Republik Demokratik Kongo (DRC) yang kini telah menyebar ke luar negeri," ungkap WHO dilansir dari website resmi, Jumat (16/7/2024).
Jenis virus baru, yang pertama kali muncul pada bulan September 2023, untuk pertama kalinya telah terdeteksi di luaDRC.
Prosedur EUL adalah proses otorisasi penggunaan darurat, yang secara khusus dikembangkan untuk mempercepat ketersediaan produk medis tanpa izin seperti vaksin yang dibutuhkan dalam situasi darurat kesehatan masyarakat.
Ini adalah rekomendasi dengan batas waktu, berdasarkan pendekatan risiko-manfaat.
Baca juga: Respons Menkes terkait WHO yang Tetapkan Cacar Monyet Jadi Darurat Global
WHO meminta produsen untuk menyerahkan data guna memastikan bahwa vaksin tersebut aman, efektif, terjamin kualitasnya, dan sesuai untuk populasi sasaran.
Pemberian EUL akan mempercepat akses vaksin terutama bagi negara-negara berpendapatan rendah yang belum mengeluarkan persetujuan regulasi nasional mereka sendiri.
EUL juga memungkinkan mitra termasuk Gavi dan UNICEF untuk mendapatkan vaksin untuk didistribusikan.
Mpox adalah penyakit virus yang disebabkan oleh virus cacar monyet, spesies dari genus Orthopoxvirus.
Mpox dapat ditularkan ke manusia melalui kontak fisik dengan seseorang yang terinfeksi, dengan bahan yang terkontaminasi, atau dengan hewan yang terinfeksi.
Saat ini ada dua vaksin yang digunakan melawan penyakit tersebut, keduanya telah direkomendasikan untuk digunakan oleh Kelompok Penasihat Strategis Ahli Imunisasi WHO , atau SAGE.