Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Makan setelah berolahraga sebenarnya tidak apa-apa.
Umumnya, disebutkan jika jarak waktu yang ideal untuk makan setelah olahraga adalah 30 menit hingga 1 jam.
Baca juga: Cegah Diabetes pada Anak: Kurangi Minuman Manis, Paparan Gadget Serta Aktif Olahraga
Namun jangan berlebihan saat memutuskan ingin makan setelah berolahraga.
Dokter spesialis kedokteran olahraga dr Andhika Rhaspati mengingatkan untuk perlu penuhi tiga zat ini. Tiga zat tersebut adalah cairan beserta elektrolit, karbohidrat dan protein.
"Kalau saya sih, biasanya begitu selesai, kita memang make sure yang tiga itu diprioritaskan. Contoh elektrolit (atau) kita makan buah dulu lah. Atau mungkin ada minuman juga yang mengandung elektrolit," ungkapnya pada konferensi pers di Jakarta, Jumat (6/9/2024).
Baca juga: Seberapa Penting Nutrisi Olahraga Untuk Atlet? Begini Penjelasan Ahli
Lebih lanjut dr Andhika pun beberkan di mana saja bisa mendapatkan tiga zat tersebut di dalam makanan.
Pertama, cairan beserta elektrolit. Zat ini penting, karena tubuh baru saja mengeluarkan banyak cairan saat berolahraga melalui keringat.
"Misalnya, dia banyak kehilangan cairan, keringat. Ya udah, kita bisa pilih buah yang memang banyak mengandung air dan elektrolit," jelasnya.
Cairan yang sekaligus mengandung elektrolit bisa didapatkan dari buah semangka dan jambu.
Keduanya merupakan buah-buahan yang mengandung banyak elektrolit sekaligus cairan.
Sedangkan karbohidrat yang mengandung gula untuk mengembalikan energi, bisa didapat dari roti atau buah pisang.
"Tapi kalau misalnya memang, oh enggak, gue enggak terlalu banyak keringatan, atau gue udah minum sports drink, which is udah banyak elektrolitnya. Kita mau fokus lebih ke arah gulanya, let's say. Ya udah, mau pakai roti putih, silahkan. Mau pakai pisang, silahkan," imbuhnya.
Baca juga: Rayakan HUT ke-79 RI, KB Bank Dukung Kegiatan Festival Literasi dan Olahraga di Desa Muktiwari
Lalu untuk zat terakhir yaitu protein. Kandungan protein bisa diperoleh dari konsumsi daging, ikan atau telur.
Tapi jika kamu sedang menghindari asupan lemak dan fokus pada protein, maka mengonsumsi suplementasi bisa jadi alternatif.
"Makanya sekarang kalau di atlet, yang which is memang benar-benar fokus protein (saja) deh. Artinya lemaknya minimal masuk. Ya, kita pakai suplementasi," tuturnya.