Sebagai perbandingan, mereka yang mengonsumsi kopi dan teh sekitar 40 persen lebih kecil kemungkinannya untuk mengembangkan kondisi kesehatan kardio metabolik.
Para peneliti juga menemukan bahwa kafein tampaknya tidak memiliki efek negatif pada kesehatan kardio metabolik pada 4 persen orang yang mengonsumsi lebih dari 400 mg kafein
Baik dari kopi atau teh atau keduanya.
Para peneliti tidak sepenuhnya yakin mengapa kafein dapat meningkatkan kesehatan kardio metabolik.
Namun, Chaofu mengatakan bahwa asupan kafein harian dalam jumlah sedang dapat mengatur kadar metabolit tertentu.
Senyawa yang diproduksi saat tubuh memecah makanan dan cairan, yang terkait dengan penyakit kardio metabolik, seperti lipid tertentu.
Para penulis menunjukkan beberapa keterbatasan penelitian tersebut.
Termasuk bahwa penelitian tersebut mengevaluasi kafein sebagai bahan dalam kopi atau teh tetapi tidak pada minuman berkarbonasi dan minuman berenergi.
Selain itu, penelitian tersebut hanya menemukan hubungan antara asupan kafein sedang dan risiko penyakit kardio metabolik yang lebih rendah tetapi tidak membuktikan hubungan sebab akibat.
“Penelitian di masa mendatang diperlukan untuk mendapatkan wawasan yang lebih mendalam tentang jalur dari asupan kafein hingga metabolit yang beredar dan kemudian ke penyakit kardio metabolik,” tambah Chaofu.
Di sisi lain, ia mengingatkan bahan tambahan seperti gula, pemanis buatan, atau krim kocok.
Semua bahan tambahan ini dapat meningkatkan kalori dan karena itu dapat meningkatkan risiko terkena kondisi kardio metabolik.
Namun, Mathis tidak menyarankan untuk menjadi peminum kopi atau teh untuk pertama kalinya atau mengonsumsi suplemen kafein hanya berdasarkan hasil penelitian.
Ia juga memperingatkan agar tidak mengonsumsi terlalu banyak kafein, bahkan bagi orang yang rutin mengonsumsinya.