Menurut Journal Advances in Nutrition yang dipublikasi tahun 2021, setidaknya ada tiga jenis makanan, yang pertama adalah buah tetapi bukan dalam bentuk jus.
Konsumsi buah 100 gram atau lebih per hari dapat menurunkan risiko kanker payudara.
"Kedua adalah sayur dalam bentuk utuh atau bukan dalam bentuk sayur yang diblender, juga dapat menurunkan risiko kanker payudara,” tutur dr. Dedy.
Buah dan sayur utuh menjadi kata kunci. Apabila diblender atau dijadikan jus, maka kandungan serat buah dan sayur akan berkurang akibat sentuhan dari pisau blender.
Selain itu, proses blender memungkinkan terjadinya kerusakan zat-zat nutrisi lain dalam buah maupun sayur.
Sedangkan jika buah dan sayur dikonsumsi utuh dengan dikunyah, maka proses pencernaan menjadi lebih panjang dan bentuk serat tidak rusak.
Serat sendiri memiliki fungsi yang sangat penting, yakni menghambat penyerapan gula dan lemak-lemak yang tidak sehat..
Tak hanya itu, serat juga dapat menjadi makanan untuk bakteri sehat di usus manusia. Peran ini sangat penting.
Karena bakteri yang baik di usus merupakan pertahanan tubuh, termasuk untuk menurunkan risiko kanker kolorektal.
Jenis makanan ketiga, yang mengejutkan, adalah konsumsi kedelai.
Kedelai selama ini menjadi konsen, khususnya bagi pengidap kanker karena adanya kandungan isoflavon yang mirip dengan estrogen.
"Ternyata, dalam penelitian ini menunjukkan bahwa konsumsi kedelai dan produknya dapat menurunkan risiko kanker payudara, namun tidak disebutkan berapa jumlahnya,” ungkap dr. Dedy.
Dokter Dedy menambahkan, pemberian nutrisi pada pasien kanker dibagi menjadi dua tahapan, yaitu pemberian nutrisi saat pasien menjalani terapi dan saat kondisinya sudah stabil.
Apa bila pasien sedang menjalani terapi, biasanya terjadi gangguan asupan makan, karena efek samping dari pengobatan maupun efek kanker sendiri.