Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA -- Stroke merupakan kondisi yang serius dan memerlukan penanganan cepat.
Pemahaman yang mendalam mengenai gejala, kolaborasi tim multidisiplin, prosedur yang tepat, dan kemajuan teknologi adalah kunci untuk meningkatkan hasil perawatan bagi pasien stroke.
Berikut penanganan saat mengalami stroke istemik dan stroke pendarahan menurut dokter spesialis saraf.
Baca juga: Pusat Layanan Pencegahan Stroke Kini Ada di RS PON Jakarta
Spesialis Saraf Dokter Hendy Million Samin menuturkan, stroke iskemik terjadi ketika aliran darah ke otak terhambat oleh gumpalan darah.
"Penanganan utama untuk kondisi ini adalah trombolisis, yang bertujuan untuk melarutkan gumpalan tersebut," tutur dia, Selasa (29/10/2024).
Proses trombolisis dimulai dengan evaluasi awal oleh dokter.
Setelah diagnosis stroke iskemik ditegakkan, dokter harus memutuskan apakah pasien memenuhi kriteria untuk menerima terapi trombolitik.
Ini biasanya harus dilakukan dalam waktu 4,5 jam setelah gejala muncul, sehingga penanganan cepat sangat penting.
Baca juga: Sama-Sama Punya Gejala Wajah Mencong, Dokter Jelaskan Perbedaan Stroke dan Bells Palsy
Setelah keputusan dibuat, larutan trombolitik seperti alteplase diberikan melalui infusintravena.
Prosedur ini memerlukan pemantauan ketat untuk menghindari komplikasi. Risiko utama dari trombolisis adalah perdarahan, terutama perdarahan intraserebral.
Risiko trombolisis harus dievaluasi secara cermat. Meskipun terapi ini dapat menyelamatkan nyawa dan memperbaiki fungsi neurologis, komplikasi seperti perdarahan tetap mungkin terjadi.
Oleh karena itu, penting untuk melakukan diskusi yang transparan dengan pasien dan keluarganya mengenai risiko dan manfaat sebelum melakukan terapi.
"Pelaksanaan prosedur trombektomi di RS Siloam Dhirga Surya Medan merupakan langkah penting dalam penanganan pasien dengan stroke iskemik akut, terutama yang disebabkan oleh adanya sumbatan di pembuluh darah otak," ujar dia.