News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Judi Online

Mengapa Kecanduan Judi Online Harus Ditangani dengan Medis? Berikut Penjelasan Psikiater RSCM

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi judi online. Seseorang yang mengalami kecanduaan judi online bisa disembuhkan. Sama seperti penyembuhan narkoba, pengobatan medis sangat diperlukan dalam prosesnya

Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA – Kepala Divisi Psikiatri RS Cipto Mangunkusumo ( RSCM) Jakarta DR Dr Kristiana Siste Kurniasanti, SpKJ(K) mengungkapkan, seseorang yang mengalami kecanduaan judi online bisa disembuhkan.

Sama seperti menyembuhkan kecanduaan narkoba, pengobatan medis sangat diperlukan dalam prosesnya.

Baca juga: Kapolri Ungkap Judi Online Bikin Candu Masyarakat: Modal Rp10 Ribu Bisa Ikut Main Judol

Ia mengatakan, kecanduan judi online bukan cuma sekedar perilaku tetapi ada suatu proses yang melibatkan otak.

Seseorang yang sudah mengalami kecanduaan mengalami kerusakan otak, dimana sistem stop di dalam otak itu mengalami kerusakan.

Sehingga orang itu tidak bisa menghentikan perilakunya walaupun mereka mau menghentikannya.

Baca juga: RSCM: 90 Persen Korban Judi Online Dirawat karena Depresi Akibat Terlilit Pinjol

"Jadi ini gangguan otak yang bersifat kronik yang bisa mengalami kekambuhan sehingga proses medisnya itu harus dilakukan bukan hanya membayar hutang tapi juga medical atau proses pengobatan secara medik," ujar dia di Jakarta, Jumat (15/11/2024).

 

Tanda Kecanduan Judi Online

Dokter Kristiana menerangkan, beberapa tanda saat seseorang kecanduan.

Pertama, lost control atau kehilangan kontrol.

Mereka sudah tidak lagi mengenal waktu, tidak bisa lagi mengontrol berapa uang yang habis.

Mereka hanya ingin mendapatkan hasilnya itu sudah pertanda bahwa kecanduan.
Mereka juga beralih ke jenis judi online yang menghasilkan uang cepat.

Misalkan semula berjudi dengan pertandingan olahraga, lalu beralih ke mesin slot atau baccarat.

Perpindahan jenis judi online ini menandakan adanya kecanduan yang lebih berat.

Kedua, mereka memprioritaskan perilaku judi online dibanding kegiatan lainnya dalam kehidupan.

Pekerjaan dan pendidikan terlantar, hingga kehilangan relasi dengan keluarga.

Ketiga, sudah ada dampak negatif tapi tetap meneruskan atau meningkatkan perilaku judinya jadi.

Artinya utang sudah ada di mana-mana ruang keluarga atau habis atau jatah untuk keluarga sudah berkurang tapi mereka tetap meneruskan atau meningkatkan perilaku judinya.

"Malah utang ke pinjaman online semakin banyak. Jadi 90 persen pasien yang datang ke RSCM terkait pinjaman online," ungkap dr Kristiana.

Terapi untuk Adiksi Judi Online

Sama seperti kecanduaan narkoba, seseorang dengan adiksi judi online juga disembuhkan secara sempurna melalui beberapa terapi.


"Bisa sembuh. Kami terapi seperti kecanduan narkoba maka bisa dipulihkan secara sempurna," sebut psikiater konsultan adiksi ini.

Adapun terapi yang dilakukan sebagai berikut:

1. Terapi Perilaku Kognitif (CBT).

Terapi ini untuk mengidentifikasi pikiran yang salah dalam berperilaku lalu dimodifikasi.

Dengan ini maka pasien bisa mengembangkan solusi untuk mengatasi perilakunya.

2. Terapi dengan Obat-obatan Tertenfu

Obat-obatan juga perlu, karena ada proses yang salah di otak.

Obat-obatan yang diminum diharapkan bisa menurunkan keinganan bermain judi online.

Konsumsinya pun tidak harus seumur hidup namun diwaktu-waktu tertentu saja.

3. Terapi Gelombang Elektromagnetik

Adanya kerusakan di sistem stop dalam otak maka diperlukan terapi ini untuk menstimulasi otak bagian depan.

Sehingga mengurangi keinginanan main judi.

“krena ada kerusakan otak bagian depan, sehingga tidak bisa mengendalikan perilaku, maka terapi terkini namanya transmagnetic stimulation,” ucapnya.

Sebelumnya diketahui, sepanjang tahun 2024, ada sekitar 172 orang menjalani perawatan akibat kecanduan judi online.

Dirinya merinci, ada 46 orang yang menjalani rawat inap dan 126 orang menjalani rawat jalan akibat judi online.

Jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya.

“Di tahun 2024, dari bulan Januari sampai Oktober yang dirawat inap ada 46 pasien namun untuk rawat jalannya ada 120 pasien. Jumlah ini lebih besar dari 2023. Rawat inap sendiri meningkat 3 kali lipat dibanding 2023. Sementara rawat jalannya meningkat 2 kali lipat dibanding tahun 2023,” kata dr Kristiana

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini