Meski demikian, menu ini dianggap sudah mencukupi, mengingat 4 sehat unsurnya sudah terpenuhi.
"Paling tidak empat sehatnya tercapai, bagus kalau ada. Kalau tidak ada, tidak masalah," jelasnya.
Pendapat Pakar Gizi, Perlu Tidaknya Susu Dalam Menu MBG
Terkait hal ini, Ahli gizi dokter Tan Shot Yen pun beri tanggapan terkait pemberian susu di makan bergizi gratis.
Menurut Tan, susu bukan termasuk dalam makanan lengkap bergizi sesuai panduan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) saat ini.
"Barangkali anda bisa lihat, kok tidak ada susu? Memang tidak ada susu. Karena kita sekarang sudah dalam konsep gizi seimbang," ungkapnya dalam media briefing virtual yang diselenggarakan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Kamis (9/1/2025).
Menurutnya, hal ini perlu diklarifikasi bahwa panduan makanan seimbang Kemenkes terbaru adalah 'Isi Piringku'.
Baca juga: Makanan Bergizi Gratis Kalah Pamor dengan Fast Food, Menunya Disebut Tak Enak, Ini Pendapat Ahli
Di dalam panduan ini, tidak disebutkan adanya susu.
Melainkan makanan lengkap berisi makanan pokok, sayuran, lauk-pauk, dan buah-buahan.
Selain itu, untuk pemenuhan protein hewani, tidak selalu harus dari susu.
Banyak sumber protein hewani yang baik dan tersedia secara murah di tengah masyarakat.
"Walaupun harganya Rp 10.000, kayak masyarakat Jawa misalnya. Ada nasi pakai ayam bakar. Atau barang kali pakai sambal ikan roha, singkong rebus. Kemudian buahnya buah sejuta umat namanya pepaya," imbuhnya.
"Susu itu adalah bagian dari protein hewani. Kalau ada protein hewani yang lebih berkualitas bukan produk industri dan tersedia secara murah di daerah setempat, kenapa tidak?" tutupnya.