Toraja memiliki satu destinasi keren yang wajib dikunjungi bila berada di sana. Namanya Makam Gua Londa. Orang Toraja bilang, jika anda belum ke Londa maka Anda belum ke Toraja.
Destinasi ini menawarkan sensasi yang berbeda. Di Londa Anda akan berwisata yang tak lazim. Mengunjungi makam di dalam goa. Tapi jangan takut dulu. Makan di Gua Londa tidak seperti makam pada umumnya. Tradisi orang Toraja yang bertahan ratusan tahun, membuat makam di Londa menjadi unik dan layak dikunjungi.
Destinasi ini berada di Desa Sandan Uai, Kecamatan Sanggalangi. Lokasinya sekitar 7 kilometer arah Selatan Kota Rantepao.
"Ini merupakan sebuah keunikan tradisi masyarakat Toraja. Keunikan tradisi ini menempatkan Toraja sebagai destinasi wisata budaya seperti halnya Bali. Bahkan Toraja memiliki market utama wisatawan asal Eropa. Ini menjadi bukti betapa menariknya Toraja. Ada banyak spot yang bisa dikunjungi, seperti Makam Goa Londa ini," ujar Menteri Pariwisata Arief Yahya, Rabu (26/12).
Londa mudah dicapai dengan kendaraan umum baik mobil, motor sewaan, ataupun ojek. Sebuah gapura menjadi sambutan selamat datang di Londa. Tiketnya pun murah meriah. Wisatawan cukup membayar tiket Rp.10.000 untuk bisa menikmati Makam Londa.
Selain itu anda wajib membawa penerang untuk masuk ke gua alam Londa. Soal ini wisatawan tak pelu khawatir. Ada banyak pemandu yang akan membawa petromaks akan menemani perjalanan anda.
Harga sewa petromaksnya pun cukup terjangkau, hanya Rp 50.000. Selain itu wisatawan bisa memberikan tips sesuka hati kepada pemandunya.
Sejumlah anak tangga harus dituruni sebelum mencapai tebing batu yang lumayan tinggi. Di tebing batu itulah terdapat gua alam yang dipenuhi labirin dengan stalagtit dan stalagmitnya.
Di depan tebing batu terdapat erong (peti mati) yang diletakkan di celah-celah batu. Posisi erong sendiri tidak bisa sembarangan. Pasalnya posisinya menunjukkan strata sosial dari orang yang dimakamkan. Semakin tinggi posisi erong semakin tinggi strata sosialnya. Beberapa erong nampak digantung di batu.
"Dahulu, erong memang digantung untuk menghindari binatang buas dan pencurian. Karena di dalam erong ikut disertakan barang-barang berharga milik yang meninggal," kata Rian Malino, salah satu pemandu di Pemakaman Londa.
Di tebing Londa, ada beberapa erong yang diletakkan di lokasi yang lumayan tinggi. Menurut Rian, erong itu milik keluarga bangsawan, sehingga harus berada lebih tinggi dari yang lain.
Sebuah lubang batu yang mirip etalase, diletakkan berjajar tao-tao. Sebuah patung kayu yang dipahat semirip mungkin dengan orang yang meninggal. Satu patung mewakili satu orang, dan didandani sesuai dengan strata sosialnya sewaktu masih hidup.
Beberapa tengkorak dan tulang belulang sudah diatur di celah-celah goa. Tengkorak dan tulang belulang itu jatuh saat erong rusak karena dimakan usia.
"Untuk memindahkan tengkorak dan tulang belulang juga tidak sembarang. harus ada upacaranya dan seizin keluarga yang meninggal. Begitu juga untuk meletakkan kembali tengkorak dan tulang belulang ke dalam erong, harus dilaksanakan upacara adat yang biayanya sangat besar. Ya seperti pesta pemakaman. Makanya banyak tengkorak yang dibiarkan tergeletak" ujar Rian.