Peserta familirization trip (famtrip) media Jepang benar-benar dibuat terkesan saat bertandang ke Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Tak hanya mengunjungi destinasi favorit seperti Pulau Rinca, mereka juga dijamu dengan beragam kuliner spesial di Plataran Komodo Beach Resort (PKBR).
Sebelumnya, peserta Famtrip menginap di Live On Board Kapal Sea Safari yang juga punya pelayanan yang berkelas.
PKBR sendiri dirancang untuk memberi pengalaman relaksasi yang baik. Intim namun lapang. Setiap villa memiliki taman tropis pribadi. Lengkap dengan layanan pribadi, keamanan terjamin, dan terdapat Xanadu Restaurant and Bar. Di sinilah lidah peserta famtrip dimanjakan.
“Ini tempat makan spesial. Area yang menarik dengan tema alam terbuka. Layanan dan menu yang disajikan dapat memuaskan beragam selera. Tempat ini juga memiliki pemandangan laut yang sangat indah,” kata perwakilan dari Hokuriku Asahi Broadscasting, Kazuhiko Hamasaki, Selasa (23/7).
Apa yang diungkapkan Kazuhiko tidak berlebihan. Xanadu Restaurant and Bar memang tempat berkelas di tengah PKBR yang mewah. Terletak di pantai yang tenang, dengan pemandangan Laut Flores yang mempesona.
“Menu-menu yang disajikan juga beragam. Bukan hanya masakan tradisional Indonesia, tapi ada pula seafood yang lezat dan masakan internasional. Pengunjung tak perlu bingung jika makan di tempat ini. Semua enak!” timpal Kotoe Onda, rekan sekantor Kazuhiko Hamasaki.
Hampir semua peserta famtrip betah berlama-lama di sini. Maklum, Plataran Komodo Beach Resort adalah gambaran taman laut yang terlindung. Di sini, wisatawan bisa melakukan aktifitas menyelam atau snorkeling. Menikmati keindahan terumbu karang dan biota laut dari dalam air.
Puas menikmati hidangan di PKBR, peserta famtrip kemudian dibawa ke Ayana Komodo Resort di Waecicu Beach. Siapa sangka, di tebing gersang ini berdiri tegak sebuah hotel bintang 5 dan satu-satunya di Labuan Bajo.
"Hotel ini sangat unik. Biasanya, lobi hotel berada di bagian bawah, kemudian kamar berada di atasnya. Tapi Ayana Komodo Resort justru sebaliknya. Lobi hotel berada paling atas, sementara di lantai bawah terletak kamar-kamar dan fasilitas lain. Kami coba menawarkan konsep luxury bagi para wisatawan Jepang. Seperti arahan bapak Menteri bahwa Labuan Bajo harus menjadi tempat wisata premium," ujar Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran II Kemenpar Nia Niscaya yang juga diamini Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran II Regional II Kemenpar, Ardi Hermawan.
Ayana Komodo Resort memiliki luas hingga 1,4 hektar dan memiliki 205 kamar yang seluruhnya menghadap ke pantai. Saat tamu membuka pintu kamar, pemandangan laut yang indah langsung memanjakan mata. Apalagi saat matahari terbenam. Ini kesempatan wisatawan untuk melihat indahnya sunset di Flores.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menyatakan, famtrip memang harus tepat sasaran dan berinovasi. Apalagi itu dilakukan di salah satu destinasi super prioritas. Semua pihak memang harus tancap gas untuk Labuan Bajo.
Menpar terbaik ASEAN itu juga meminta agar Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo (BOPLB) melakukan percepatan dalam pengembangan pariwisata di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT.
Sebelumnya Presiden RI Joko Widodo menginstruksikan agar pengembangan fasilitas pariwisata di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT harus selesai pada 2020.
"Badan Otorita Pariwisata harus mempercepat pengembangan pariwisata di Labuan Bajo seperti arahan Presiden. Sehingga, Labuan Bajo dapat segera mungkin menjadi destinasi pariwisata kelas dunia," ujar Menpar saat melakukan kunjungan kerja di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT, pada Selasa (23/7/2019).
Dalam kunjungan kerja tersebut, Menpar melakukan peninjauan kesiapan 3A (Aksesibilitas, Atraksi, dan Amenitas) untuk mewujudkan Labuan Bajo sebagai destinasi wisata berkelas atau premium ke sejumlah lokasi di wilayah itu. Adapun lokasi yang dikunjungi di antaranya Desa Wisata Liang Ndara, Gua Batu Cermin, Puncak Waringin, dan Pelabuhan Marina ASDP.
Di Desa Liang Ndara, Menpar meninjau percontohan Homepod yang akan menjadi amenitas penginapan bagi wisatawan. Dilanjutkan peninjauan penataan Gua Batu Cermin, yang nantinya akan dilengkapi sejumlah fasilitas seperti Kampung Festival Labuan Bajo, Playground Anak, Plaza Pengunjung, Pusat Belanja Kreatif, Food Court, gazebo dan pedestarian, area parkir roda empat, panggung terbuka, Workshop Kreatif, dan Pondok Kuliner.
Kunjungan Kerja Menteri Pariwisata dilanjutkan dengan peninjauan ke Puncak Waringin, Manggarai Barat, NTT. Rencananya, di lokasi ini akan dibangun Rest Area dan Souvenir Shop menggunakan desain arsitektur nusantara yang diharapkan selesai pada Desember 2019.
Kawasan Pelabuhan Marina ASDP menjadi lokasi peninjauan terakhir. Marina Komodo Labuan Bajo merupakan pusat komersial yang telah beroperasi sejak Mei 2019.
Saat ini sudah ada 6 tenant yang beroperasi (Starbucks, Sport Station, Cafe Melinjo, Sunglass, BurnBurn, dan Fila). Sejumlah tenant lainnya sedang dalam proses operasional (Sarinah, L'art, Warung Made, Miniso, dan Bank). Selain itu, di lokasi ini juga akan dibangun hotel di bawah operator Hotel Indonesia Group.
Untuk mempercepat penyelesaian pengembangan pariwisata di satu destinasi pariwisata super prioritas, Menpar menjelaskan dibutuhkan investasi sebesar 2 miliar dolar AS atau Rp28 triliun.
"Total investasi yang dibutuhkan untuk mempercepat pengembangan destinasi pariwisata untuk satu destinasi rata-rata membutuhkan 2 miliar dolar AS atau Rp28 triliun. Dimana 1 miliar dolar AS untuk pembangunan infrastruktur dan utilitas dasar, sementara 1 miliar dolar AS untuk amenitas seperti hotel, resort, dan lain-lain," ujar Menpar.
Menurut Menpar dengan meningkatnya status Bandara Komodo menjadi bandara internasional akan lebih mudah menarik investor. Apalagi Labuan Bajo paling diminati oleh investor dan customer dengan segmentasi kelas atas.(*)