Kemudian, kata Suwandi, apabila ada potensi air tanah, manfaatkan dengan sumur dangkal atau sumur pantek. Kementan akan biayai pompanya juga.
"Selanjutnya apabila terjadi kekeringan yang tidak bisa diatasi dan puso, bisa klaim asuransi, kalau belum ikut segera daftar ke dinas pertanian untuk mendapat benihnya," tandasnya.
Hadir pada panen jagung ini Bupati Nganjuk Novi Rahman. Ia berharap, dengan petani menerapkan jurus ini, nantinya diikuti dengan harga yang bagus. Ia pun berharap Desa Joho digunakan sebagai lokasi uji coba varietas Nasa, diharapkan sebagai pilot project dalam mendongkrak produksi dan kesejahteraan petani.
"Kalau ini jadi, maka akan dibawa ke desa lain. Dari pengamatan selama ini hasilnya varietas Nasa bagus. Kelebihannya dibanding varietas hibrida lain, bijinya Nasa lebih banyak dan jika dipipil janggelnya lebih kecil," tutur Novi.
"Tercatat hasil dari Nasa ini bisa 9 ton per hektar. Lebih tinggi dibandingkan hibrida biasa yang sekitar 7 sampai 8 ton per hektar," imbuhnya.
Di sisi lain, Novi mengingatkan kewaspadaan akan ancaman pertanian seperti menurunnya minat generasi muda, upah tenaga kerja makin mahal, lahan pertanian makin sempit, harga panen tidak stabil, sulitnya air dan menurunnya kualitas lahan. Solusinya, yakni mengubah mindset menjadi sistem pertanian modern smart farming 4.0.
"Caranya, ada beberapa langkah yaitu dengan bersinergi memberikan varietas unggul, mengurangi obat kimiawi degan menyehatkan kembali lahan, membuka jalur distribusi saat panen jagung untuk menjaga harga stabil, menyediakan kebutuhan industri, sistem tunda jual, dan terakhir mendorong petani bisa meningkatkan nilai tambah," bebernya.
Masih di tempat yang sama, Dandim 0810 Joko Wibowo mengatakan TNI ikut berperan dalam mendongkrak produksi pangan. TNI selaku aparat teritorial, perannya mendukung penuh pendampingan pertanian di wilayah.
"Aparat kami sampai dengan tingkat Babinsa selalu melaksanakan pendampingan. Jadi diharapkan kegiatan pertanian akan berjalan sesuai dengan rencana," kata Joko.