TRIBUNNEWS.COM - Satu di antara staf khusus milenial Presiden Jokowi menanggapi kritikan yang beredar.
Kritikan tersebut datang dari Fadli Zon, wakil ketua umum Partai Gerindra yang menyebut jika stafsus Presiden hanya pajangan.
Gracia Billy Yosaphat Mambrasar membantah tuduhan Fadli Zon dengan memberi 4 jawaban telak.
Billy membalas tudingan Fadli Zon melalui akun Twitter pribadinya, @kitongbisa pada Minggu, (24/11/2019).
Berikut adalah 4 jawaban telak yang dilontarkan Billy kepada Fadli Zon:
1. Sebelum kami ditunjuk, kami sudah berkarya!
"Maaf Pak @fadlizon,anda menyebut kami lipstik,brt:
Menganggap kami kosmetik (tdk ada manfaat signifikan),tdk berkompetensi, & tuduhan licik&bodoh kpd org yg mengangkat kami (Pak Jokowi). Sblm kami dtunjuk, kami sdh berkarya&Ikut Berkontribusi ikut membangun bangsa ini!"
Billy menegaskan melalui cuitannya jika Fadli Zon yang menyebut mereka lipstik berarti menganggap mereka tidak ada manfaatnya dan tidak berkompetensi.
Melalui cuitannya ia juga menegaskan jiak tuduhan itu adalah licik dan bodoh kepada Presiden Jokowi yang telah mengangkat mereka sebagai stafsus.
Terakhir Billy memberi komentar jika sebelum mereka menjadi stafsus mereka sudah berkarya dan ikut berkontribusi membangun bangsa Indonesia.
2. Sebut Karya dirinya, Adamas Belva, dan Ayu Kartika Dewi
"Apa anda @fadlizon tidak mengetahui karya @AdamasBelva yg sdh memberikan akses pendidikan k ratusan org karena ruang gurunya?Sy yg sdh memberikan pendidikan gratis&mendorong pemberdayaan kaum tertinggal d daerah terluar?Ayu kartika Dewi dgn advokasi pendidikan toleransi?"
Billy memaparkan karya dan prestasi milik stafsus milenial Presiden Jokowi melalui cuitannya untuk membalas Fadli Zon.
Yang pertama ia sebutkan adalah Adamas Belva, yang sudah memberi akses pendidikan ke ratusan orang karena aplikasi ruang guru yang ia buat.
Billy juga menyebut karya dirinya sendiri yang sudah memberikan pendidikan gratis serta mendorong pemberdayaan kaum tertinggal di daerah terluar.
Lanjut kepada Ayu Kartika Dewi yang disebut sudah melakukan advokasi pendidikan toleransi.
3. Sebut Prestasi Andy Taufan, Putri Tanjung, Aminudin Ma'ruf dan Angkie Yudistia
"Pak @fadlizon - karya Andy Taufan memberikan akses permodalan ke kaum wanita utk kluar dr kemiskinan?Putri Tanjung dgn event2 bisnis kreatif utk mendorong anak muda berwirausaha?Aminudin Ma'ruf dgn empowering pesantrenAngkie Y menginspirasi ratusan org dgn disabilitas?"
Selanjutnya adalah prestasi dari Andy Taufan yang disebut sudah memberikan akses permodalan ke kaum wanita untuk keluar dari kemiskinan.
Ada juga prestasi dari Putri Tanjung yang membuat event bisnis kreatif untuk mendorong anak muda berwirausaha.
Tak lupa juga menyebur karya Aminudin Ma'ruf dengan empowering pesantrennya.
Dan terakhir menyebut prestasi dari Angkie Yudistia yang sudah menginspirasi ratusan orang disabilitas untuk tetap berkarya.
4. Kami Bukan Kosmetik dan Kelompok Manusia Bodoh yang Haus Jabatan
"Pak @fadlizon, Ketika kami ditawarkan stafsus, kami msh sempat berpikir satu minggu sebelum mengatakan: "Iya", kami bkn kosmetik, dan kelompok manusia bodoh yg haus jabatan. Kami menerima tawaran ini hanya karena kecintaan kami ke Indonesia. Bukan krn kekuasaan dan uang!"
Billy memberikan pernyataan ketika ditawari posisi staf khusus mereka sempat memikirkan satu minggu sebelumnya.
Ia juga menegaskan jika mereka bukan kosmetik seperti yang dituduhkan Fadli Zon.
Billy menambahkan mereka bukan kelompok manusia bodoh yang haus jabatan.
Terakhir Billy juga menyatakan jika para staf khusus menerima tawaran karena kecintaan kepada Indonesia.
Bukan juga karena kekuasaan dan uang, tegas Billy balas kritikan Fadli Zon.
Sebelumnya, Fadli Zon mengkritik staf khusus milenial Presiden Jokowi.
Ia menganggap jika para stafsus tersebut seperti lipstik yang hanya jadi pajangan.
Fadli Zon tak yakin ketujuh staf khusus milenial Jokowi tersebut bisa banyak berkontribusi dalam membantu presiden menjalankan tugasnya.
Fadli Zon justru menilai langkah Jokowi memilih kaum milenial sebagai staf khususnya hanya sebagai pencitraan.
"Cuma lipstik aja, pajangan aja lah itu," kata Fadli Zon kepada wartawan di Gedung Lemhanas, Jakarta, Sabtu (23/11/2019).
Ketujuhnya disebut Jokowi sebagai staf khusus milenial karena berumur 23 sampai 36 tahun.
Namun, Fadli menilai harusnya Jokowi tak hanya mencari orang-orang yang sekedar muda untuk menjadi pembantunya.
Namun, Presiden juga harus memikirkan mengenai kemampuan mereka.
"Kita mau melihat kinerja orang pada kapasitas kapabilitas, tidak melihat umur harusnya. Best of the best,"
"Cari orang yg punya kapasitas, kapabilitas, integeritas dan tepat. Right man atau right woman in the right place," ujarnya.
Selain itu, Fadli juga menyoroti inkonsistensi Jokowi dalam penunjukan staf khusus ini.
Di satu sisi Jokowi dalam berbagai kesempatan menekankan perampingan birokrasi.
Namun, Jokowi justru memiliki staf khusus dalam jumlah yang banyak.
Selain tujuh staf khusus milenial yang diperkenalkan Jokowi pada Kamis pekan lalu, masih ada enam staf khusus lainnya.
"Ya itulah Pak Jokowi memang konsisten dengan inkonsistensinya. Apa yang diomongkan kadang-kadang beda dengan yang dilakukan," ujarnya.
Satu di antara staf khusus milenial pilihan Presiden Jokowi yang memberi komentar adalah Gracia Billy Yosaphat Mambrasar.
(Tribunnews.com/Inza Maliana/Sanjaya Ardhi)