“Hasil panen ikan lele sistem bioflok ini juga sangat bermanfaat bagi anak-anak Berkebutuhan Khusus (ABK) yang ada di SLB dan asrama Bhakti Luhur untuk memenuhi gizi dan sumber protein hewani," katanya.
Suster Lidwina juga berharap bahwa SLB Bhakti Luhur dapat menjadi pelopor bagi yayasan berkebutuhan khusus lain untuk mendapatkan bantuan serupa di masa mendatang agar semakin banyak masyarakat berkebutuhan khusus lainnya yang merasakan manfaat dari bantuan budidaya ikan sistem bioflok ini.
“Kami juga melihat bahwa selain memenuhi kebutuhan pangan, kolam bioflok ini juga dapat menjadi tempat terapi bagi ABK, baik sebagai sarana pembelajaran bagi mereka maupun sebagai sarana rekreasi yang menggembirakan bagi mereka” ungkapnya.
Suster Lidwina turut mengundang mahasiswa atau peneliti yang mau melakukan penelitian di instalasi bioflok milik SLB Bhakti Luhur untuk melakukan penelitian semisal mengenai kandungan gizi pakan ikan yang dapat menghasilkan ikan yang bergizi, sehat dan aman untuk dikonsumsi khususnya bagi ABK maupun penyandang disabilitas.
“Besar harapan kami untuk para penyuluh dan pendamping teknis agar kami dapat terus dievaluasi agar ke depan dapat terus kami tingkatkan," tuturnya.
Suster Lidwina juga meyakini bahwa bantuan budidaya ikan sistem bioflok ini dapat sukses diterapkan di masyarakat secara umum. “Kalau ABK bisa sukses menjalankan program ini, maka kelompok-kelompok lain pasti lebih bisa karena mempunyai kemampuan yang lebih,” pungkasnya.
Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Melawi, Oslan Junaidi turut menyatakan siap untuk memberikan supportnya kepada penerima bantuan budidaya ikan sistem bioflok di Kabupaten Melawi. “Kegiatan ini harus terus didukung agar tetap berkelanjutan melalui pengadaan seperti benih dan pakan setiap tahunnya untuk penerima yang berproduksi,” ujar Oslan. (*)