TRIBUNNEWS.COM - Staf Ahli Menteri Koperasi dan UKM Bidang Ekonomi Makro Rulli Nuryanto menegaskan bahwa koperasi yang bergerak di sektor pariwisata mempunyai potensi yang sangat besar untuk berkembang. Hal ini mengingat jumlah objek wisata di Indonesia sangat banyak yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, dan akan mengundang wisatawan domestik maupun luar negeri.
"Koperasi sebagai entitas bisnis yang dibangun dari komunitas, dapat berperan aktif dalam pengembangan usahanya di sektor pariwisata," ucap Rulli, dalam acara Webinar Series ke-15 sebagai rangkaian Harkop Ke-74 dengan topik “Peran dan Strategi Koperasi Pariwisata dalam Pembangunan Nasional, Sabtu (17/1).
Terlebih lagi, lanjut Rulli, pengembangan sektor pariwisata menjadi salah satu prioritas pemerintah dengan ditetapkannya sepuluh destinasi prioritas dan di dalamnya lima destinasi super prioritas. Yaitu, Danau Toba (Sumatera Utara), Candi Borobudur (Jawa Tengah), Mandalika (NTB), Labuan Bajo (NTT), dan Likupang (Sulawesi Utara).
Hanya saja, Rulli mengakui, koperasi yang mengelola sektor pariwisata belum begitu banyak, yakni kurang lebih 79 unit yang terdaftar dalam Online Data System (ODS) Kementerian Koperasi dan UKM.
"Namun, untuk ke depan, jumlah koperasi di sektor pariwisata akan berkembang," tandas Rulli.
Rulli menambahkan, saat ini dengan adanya pandemi Covid-19, industri Pariwisata sangat terpukul, sehingga UMKM juga terpukul, berikut ekosistem sektor pariwisata.
"Oleh karena itu, diperlukan kembali memantapkan Brand Power Pariwisata Indonesia," tegas Rulli.
Menurut Rulli, Brand Power Pariwisata harus ditata ulang. Sehingga, industri pariwisata dapat menyesuaikan diri dalam tatanan dunia baru.
"Saya berharap, UMKM di industri pariwisata agar tidak jalan sendiri-sendiri. Lebih baik bergabung dalam suatu wadah yaitu koperasi, agar mendapatkan keuntungan bersama. Karena, koperasi mempunyai peluang yang besar di industri pariwisata dan dapat memberikan manfaat bagi UMKM," papar Rulli.
Sementara itu, Asdep Pengembangan SDM Perkoperasian Kementerian Koperasi dan UKM Nasrun mengatakan, koperasi memiliki tantangan di era digital dalam hal SDM, kelembagaan, manajemen dan teknologi, pembiayaan, serta produksi dan pemasaran.
"Kelima hal ini yang harus dihadapi koperasi dalam mengembangkan usahanya," kata Nasrun.
Bagi Nasrun, masih perlu upaya yang lebih tinggi untuk menjadikan koperasi sebagai sokoguru sebagaimana semangat Bung Hatta, menjadi tiang penyangga ekonomi kita.
"Pemerintah saat ini sudah menunjukkan ke arah sana,” tukas Nasrun.
Nasrun menyebutkan, perancangan strategi pengembangan koperasi pariwisata, antara lain melalui pembiayaan, peningkatan kapasitas dan penguatan kelembagaan, dan konektivitas dan digitalisasi.