"Saat ini, kami sedang melakukan indentifikasi dan profiling koperasi sektor pariwisata yang akan dikembangkan menjadi koperasi modern," imbuh Nasrun.
Kunci Pemulihan
Dalam kesempatan yang sama, Plt Direktur Manajemen Strategis Kemenparekraf, Hassan Abud mengatakan, kinerja sektor pariwisata di tahun 2021 belum membaik. Kunjungan Wisman pada Mei 2021 masih sangat rendah dan belum menunjukkan perbaikan.
"Faktor pengendalian pandemi menjadi kunci pemulihan permintaan internasional," kata Hassan.
Hassan menyatakan, tren pariwisata pasca kemunculan virus Covid-19 lebih mengarah pada pariwisata berbasis alam. Maka, optimalisasi penggunaan teknologi untuk mengurangi kontak fisik dan perhatian lebih kepada aspek kebersihan, kesehatan, keselamatan dan kelestarian lingkungan.
"Tren pariwisata di masa pandemi sudah bergeser ke personalize, customize, localized dan smaller in size," kata Hassan.
Maka, kata Hassan, koperasi pariwisata harus bisa adaptif terhadap tren ini.
“UMKM di lokasi pariwisata agar bergabung dalam koperasi," kata dia.
Sementara Ketua Pengurus Koperasi Jasa Sentra Wisata Alam Nusantara (Kopisetara), Eko Binarso menyampaikan bahwa koperasi pariwisata harus menerapkan tata kelola yang baik dalam usahanya menggerakkan ekonomi nasional.
“Kopisetara saat ini sudah memiliki beberapa lokasi wisata alam yang tersebar di seluruh Indonesia dan bekerjasama dengan berbagai pihak. Saat ini, Kopisetara sedang melakukan pendampingan usaha kepada anggota seperti proposal bisnis, pembiayaan, legalisasi usaha, dan penyusunan laporan keuangan,” jelas Eko.
Direktur Pengembangan UKM dan Koperasi Kementerian PPN/Bappenas, Ahmad Dading menambahkan, koperasi memiliki peran penting dalam potensi pengembangan pariwisata Indonesia.
"Terdapat program dalam mendukung pengembangan pariwisata, seperti pelatihan dan pembinaan pengembangan usaha mikro di lokasi Desa Wisata," kata Dading.
Menurut Dading, modernisasi koperasi perlu difokuskan pada sektor-sektor potensial seperti pariwisata. Koperasi pariwisata perlu dikelola secara profesional. Keahlian dalam manajemen bisnis sangat diperlukan agar bisa lebih adaptif.
"Terutama, dengan pelajaran dari pandemi Covid-19 yang berakibat sangat besar bagi pariwisata. Pendampingan dan penguatan kelembagaan yang komprehensif diperlukan untuk mengoptimalkan peran koperasi," papar Dading.