"Pancasila harus menjadi perekat tenun kebangsaan kita. Nilai-nilai gotong royong, kekeluargaan, kerja sama dan kesetiakawanan sosial kita harus terus kita jalankan dalam kehidupan kita sehari-hari," tegasnya.
Airlangga mempercayai bahwa masyarakat Indonesia, di bawah bimbingan para Habib, para Ulama dan Kyai, memiliki sikap dan budaya saling toleransi, gotong royong, saling bekerja sama, dan nilai-nilai luhur bangsa lainnya sebagai modal sosial (social capital) bagi kemajuan bangsa kita.
Berikhtiar di tengah situasi pandemi
Ketua Umum DPP Partai Golkar ini juga menyoroti pandemi Covid-19 yang masih dialami bersama. Menurutnya, situasi ini tak menyurutkan bangsa untuk bangkit dan tetap optimis.
"Kita harus terus berikhtiar dan bekerja keras dalam menghadapi ujian Covid-19 ini dan Insya Allah dapat kita menghadapinya. Saya berkeyakinan bahwa kita dapat melalui ujian Covid-19 ini asal kita memiliki tekad yang kuat disertai dengan kerja keras," tuturnya.
"Dari segi ekonomi, kerja keras kita untuk memulihkan ekonomi pada kuartal kedua tahun 2021 membuahkan hasil dimana pertumbuhan kita mencapai 7,07%. Angka ini sesuai dengan target yang diberikan oleh Bapak Presiden Joko Widodo, dan merupakan kerja bersama seluruh komponen bangsa kita," ungkap Airlangga.
Dengan pertumbuhan ini, Airlangga menjelaskan bahwa prospek pemulihan ekonomi Indonesia pasca-pandemi menjadi salah satu yang terbaik di Asia. Pertumbuhan yang bagus ini membuktikan bahwa, walaupun Indonesia berada dalam situasi yang memprihatinkan akibat pandemi Covid-19, bangsa kita tetap mampu dan terus berusaha untuk bangkit.
"Bagi kita, inilah saatnya menjadikan momentum musibah pandemi ini sebagai sebuah kebangkitan baru untuk melakukan sebuah lompatan besar. Kita manfaatkan momentum ini untuk hijrah. Hijrah dalam pengertian melakukan tranformasi diri. Dimulai dengan membenahi diri secara fundamental dari berbagai segi baik ekonomi, pemerintahan, sosial, kebudayaan, termasuk juga soal kesehatan dan pendidikan," sebutnya.
"Kita harus berhijrah mengubah pola pikir kita dan meningkatkan etos kerja dengan penuh fleksibilitas, kecepatan, kolaborasi, efisien, ketepatan dan penggunaan teknologi harus diprioritaskan. Inilah saatnya kita ber-Hijrah menuju lompatan kemajuan bangsa," sambung Airlangga.
Ia menekankan bahwa Hijrah juga bisa dimaknai dengan mengubah perilaku kita dalam melakukan adaptasi terhadap kebiasaan baru dengan berdisiplin menjalankan protokol kesehatan, menggunakan masker, menjaga jarak, dan selalu mencuci tangan serta menjaga kebersihan.
"Kemajuan suatu bangsa, tidak tergantung kepada orang lain atau negara lain. Kemajuan bangsa Indonesia tergantung dari keinginan yang kuat, kemampuan dan kerja keras kita sendiri untuk mengubahnya. Allah berfirman dalam Surat Al-Ra’du ayat 11: Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri…," tegasnya.
Terakhir, Menko Airlangga memohon doa dan dukungannya dari para Habib, Ulama dan Kyai, agar langkah dan kebijakan Indonesia dalam penanganan Covid-19 ini dapat berjalan dengan baik. Pemerintah berusaha untuk terus mengendalikan pandemi secara terintegrasi, yang diharapkan akan mengurangi kasus aktif ke tingkat yang bisa ditolerir dan memberikan ruang pelonggaran tekanan pada fasilitas kesehatan, rumah Sakit, oksigen dan obat-obatan.
Pemerintah juga terus menggenjot program vaksinasi nasional dengan target 2 juta sampai 2,5 juta perhari sejak bulan Agustus tahun ini agar kekebalan komunitas segera terwujud.
"Kami mohon dukungannya dari Para Habib, para Ulama dan Kyai, untuk meyakinkan masyarakat bahwa vaksin itu halal dan aman. Selain itu, kami juga mendorong isolasi mandiri yang terpusat di setiap desa/kelurahan dan kecamatan disertai dengan tenaga kesehatan yang mendampinginya," lanjut Airlangga.