TRIBUNNEWS.COM, BALI - Direktur Informasi dan Komunikasi Polhukam, Kementerian Kominfo, Bambang Gunawan, mengatakan bahwa Indonesia bersama negara anggota ASEAN lainnya telah melakukan berbagai upaya mengatasi masalah yang muncul akibat pandemi COVID-19, serta pemulihan pascapandemi termasuk rencana Pemulihan Pasca COVID-19 untuk Pariwisata ASEAN.
Hal itu disampaikan dalam sambutannya pada acara Webinar Series #3 ASEAN Talk dengan tema “Bebas Visa ASEAN dan Percepatan Pemulihan Pariwisata” di Bali (22/6/2022).
Pemulihan Pasca COVID-19 dirancang untuk membantu kawasan ASEAN membuka kembali sektor pariwisata dengan aman sembari tetap mendukung implementasi kerangka kerja yang ada, seperti Rencana Strategis Pariwisata ASEAN 2016–2025.
“Isu pemulihan pascapandemi akan tetap menjadi ujian menyambut keketuaan Indonesia di ASEAN pada tahun 2023. Konsolidasi inter dan antar pilar ASEAN harus diintensifkan untuk dapat menghasilkan deliverables dan legacy keketuaan yang berguna dan dapat memberikan manfaat bagi rakyat Indonesia, ASEAN, dan dunia,” jelasnya.
Maka menurutnya, sesuai dengan amanat Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2015 tentang Pengelolaan Informasi Publik, Direktur Informasi dan Komunikasi Polhukam bekerja sama dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Udayana menyelenggarakan webinar ini.
“Sosialisasi ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman masyarakat tentang upaya ASEAN melakukan berbagai perbaikan pasca pandemi, terutama di bidang pariwisata,” ungkapnya.
Sebelumnya, acara diawali oleh sambutan dari Dekan FISIP, Universitas Udayana, I Nengah Punia, yang mengatakan bahwa dampak COVID-19 yang paling dirasakan oleh masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Bali, adalah di bidang ekonomi, karena basis sumber penghasilan masyarakat Bali dari sektor pariwisata.
“Dengan adanya kebijakan pemerintah dalam memberikan kebebasan visa terutama di kawasan ASEAN ini, maka pemulihan dan percepatan pariwisata di Bali sudah mulai dirasakan. Di bulan Mei ini perekonomian masyarakat Bali sudah mulai berada dalam situasi dan kondisi positif,” jelasnya.
Oleh karena itu, menurutnya, kalau situasi dan kondisi COVID-19 bisa ditahan seperti saat ini, maka perekonomian Bali dan Indonesia pada umumnya akan mengalami peningkatan yang luar biasa.
Kebijakan pemerintah dalam rangka mengoptimalisasi percepatan pariwisata di Indonesia menurutnya merupakan suatu langkah yang sangat bagus dan maju, yang bisa dirasakan terutama di beberapa daerah pariwisata yang kini mulai menggeliat dan hidup.
Ia juga mengatakan jika acara webinar ini merupakan salah satu bentuk sosialisasi di kalangan masyarakat Bali, khususnya masyarakat akademis di lingkungan FISIP Universitas Udayana. Untuk itu ia berharap kepada para peserta webinar agar dapat turut mensosialisasikan aktivitas dan kegiatan yang telah dilakukan Kementerian Kominfo, sehingga masyarakat tahu langkah-langkah yang akan diambil dalam menghadapi situasi saat ini.
Narasumber yang hadir pada webinar ini antara lain Direktur Direktorat Kerja Sama Ekonomi ASEAN, Kementerian Luar Negeri, Berlianto Pandapotan Hasudungan; Analis Keimigrasian Ahli Muda, Direktorat Lalu Lintas Keimigrasian, Direktorat Jenderal Imigrasi, Kementerian Hukum dan HAM, Wachid Kuntjoro Djati; Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Ida Ayu Indah Yustikarini; dan Akademisi Departemen Hubungan Internasional, Universitas Udayana, AAB Surya Widya Nugraha.
Berlianto Pandapotan Hasudungan mengungkapkan jika pertumbuhan ekonomi yang positif di ASEAN didorong oleh percepatan dan peningkatan vaksinasi yang mendukung mobilitas penduduk, bahkan untuk perjalanan lintas batas. Hingga bulan April tahun ini, sebanyak 64 persen dari 660 juta penduduk ASEAN sudah mendapatkan vaksinasi dosis lengkap.
“Hal ini diharapkan dapat menguatkan kepercayaan publik dalam melakukan mobilitas ekonomi, termasuk di sektor pariwisata,” jelasnya.