TRIBUNNEWS.COM - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, mengajak peserta Rapat Koordinasi Nasional Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Rakornas Parekraf) 2023 untuk menanam bibit pohon sebagai langkah nyata dalam meng-offset jejak karbon di Udjo Ecoland, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Menparekraf Sandiaga mengatakan, kegiatan green action and offsetting ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Rakornas Parekraf 2023 yang mengusung tema 'Indonesia Maju Bersama Parekraf Hijau'.
"Rakornas kami dua hari di Bandung bukan hanya menghidupkan ekosistem pariwisata dan ekonomi kreatif, tapi juga kita hitung jejak dampak lingkungannya," kata Sandiaga, Selasa (12/12/2023).
Menurut penghitungan jejak karbon yang dilakukan oleh Jejak.in, diperkirakan ada sekitar 155 kiloton jejak karbon yang dihasilkan dalam pelaksanaan Rakornas Parekraf 2023 pada 12-13 Desember 2023. Sehingga untuk menghilangkan atau meng-offset jumlah emisi tersebut, perlu dilakukan penanaman 1.123 bibit pohon.
"Emisi karbon ini sangat negatif dampaknya terhadap lingkungan. Penanaman ini bentuk kepedulian kita terhadap lingkungan hidup, kelestarian alam, dan isu perubahan iklim," katanya.
Baca juga: Rakornas Parekraf 2023, Kemenparekraf Ungkap Pendekatan Strategis Aksi 4 Pilar Berkelanjutan
Sandiaga mengungkapkan Udjo Ecoland terpilih sebagai lokasi penanaman bibit pohon ini dalam upaya mengedukasi masyarakat tentang betapa pentingnya menjaga keberlangsungan lingkungan yang berkaitan erat dengan kelestarian tradisi dan budaya.
Terlebih, Udjo Ecoland sendiri merupakan destinasi wisata berkelanjutan yang berhubungan erat dengan Saung Angklung Udjo.
Udjo Ecoland sendiri didirikan pada 2013 dengan kolaborasi antara Saung Angklung Udjo, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dan masyarakat Desa Cimenyan.
Menurut pengelola Udjo Ecoland, Taufik Hidayat Udjo, Udjo Ecoland hadir sebagai upaya untuk menghijaukan kembali kawasan Cimenyan.
"Cimenyan ini sudah mulai rusak, alamnya sudah mulai gundul. Jadi dengan kehadiran Pak Menteri melalui program seperti ini akan sangat membantu (penghijauan Cimenyan)," kata Taufik.
Baca juga: Kemenparekraf Antisipasi Potensi Banjir di Tempat Wisata Saat Libur Natal dan Tahun Baru
Gala Dinner di Saung Angklung Udjo
Usai menanam bibit pohon, para peserta Rakornas Parekraf 2023 kemudian diajak untuk menikmati santap malam sekaligus peluncuran aplikasi SISKIG (Sistem Keterunutan Integrasi Geografis).
Sesmenparekraf/Sestama Baparekraf Ni Wayan Giri Adnyani menjelaskan, dalam makan malam ini para peserta disuguhkan dengan menu makanan khas Sunda seperti bakwan jagung, karedok, serta siomay Bandung.
"Mari kita nikmati kuliner yang disajikan, ini adalah kuliner Sunda dan ini adalah contoh dari kekayaan kuliner Indonesia," kata Giri.
Dalam kesempatan ini, Giri juga meluncurkan aplikasi Siskig. Aplikasi ini adalah basis data produk indikasi geografis Indonesia yang berfungsi untuk mengidentifikasi keaslian produk indikasi grafis berdasarkan kode keterunutan.
"Siskig diharapkan dapat membantu masyarakat untuk memperoleh informasi produk indikasi geografis melalui pemindaian barcode yang terdapat di kemasan produk," katanya. (*)
Baca juga: Kemenparekraf dan Layanan Streaming Video Promosikan Cerita Indonesia Lewat Konten Digital