Merujuk pada standar WHO bahwa jumlah standar pemeriksaan PCR adalah 1.000 orang per satu juta penduduk per minggu, maka standar pemeriksaan PCR di DKI yang penduduknya 10,5 juta adalah 10.500 orang per minggu.
Sedangkan, pemeriksaan di DKI Jakarta per minggunya sudah mencapai lebih dari 70.000 orang.
"Berdasarkan jumlah tes PCR yang dilakukan oleh DKI Jakarta, jumlah pemeriksaan sudah melampaui, sekitar 6 sampai 7 kali lipat dari target minimum WHO per minggunya," kata Widyastuti.
Sejalan dengan yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta, pakar Epidemiologi dari Universitas Indonesia, Pandu Riono, mengatakan bahwa dalam menangani pandemi COVID-19 tidak ada cara lain selain meningkatkan tracing, testing, dan treatment.
"Kuncinya itu ya meningkatkan tracing, testing melalui PCR, dan treatment. Ini kerja bersama masyarakat yang juga harus menerapkan protokol kesehatan 3M," kata dia.
Dengan seperti itu, Pandu menyebut, langkah pemerintah untuk menekan penyebaran COVID-19, meningkatkan angka kesembuhan, dan menekan angka kematian dapat efektif dilakukan. (*/)