TRIBUNNEWS.COM - Setelah dua tahun terakhir dihantam pandemi COVID-19, Pemprov DKI kembali melanjutnya program revitalisasi trotoar.
Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta, Hari Nugroho mengatakan, tahun ini ada 19 titik revitalisasi trotoar yang tersebar di sejumlah wilayah.
“Estimasi panjang total trotoar yang direvitalisasi tahun 2022 oleh Dinas Bina Marga kurang lebih 20.003 meter atau 20,003 kilometer,” ucapnya dalam keterangan tertulis.
Adapun lokasi penataan trotoar sepanjang 2022 ini ialah di kawasan Kebayoran Baru sebagai pengerjaan lanjutan, tepatnya di Jalan Trunojoyo, Jalan Cikajang, Jalan Gunawarman Lanjutan, Jalan Pattimura, dan Jalan Sultan Hasannudin.
Kemudian, Jalan Juanda, Jalan Pecenongan, Jalan Penataran, Jalan Proklamasi, Jalan Matraman, Jalan KH Mas Mansyur Segmen Selatan, Jalan Raden Saleh, Jalan Tanah Abang 2 (pengerjaan lanjutan), Kawasan Jalan Gereja Theresia, Jalan Yusuf Adiwinata, Jalan Agus Salim, serta Jalan Inspeksi Kali Sunter.
Selanjutnya, Jalan Tebet Raya sisi selatan, Jalan Tebet Utara Dalam; Jalan Tebet Timur Raya sisi timur depan taman, Jalan Pesanggrahan (pengerjaan lanjutan), Jalan Puri Kencana, Jalan Puri Wangi (pengerjaan lanjutan), Jalan I Gusti Ngurah Rai, Jalan Pahlawan Revolusi (selatan BKT), dan Jalan Layur (pengerjaan lanjutan).
Program revitalisasi trotoar ini melengkapi program penataan trotoar yang sudah dikerjakan Dinas Bina Marga DKI Jakarta selama beberapa tahun terakhir.
“Panjang trotoar yang sudah dilakukan revitalisasi dari tahun 2016 sampai 2021 kurang lebih 337,01 kilometer,” ujarnya.
Hari menerangkan, penataan trotoar dilakukan dengan menggunakan konsep complete street, yaitu jalan yang alokasi ruang dan desainnya dapat mengakomodir kebutuhan mobilitas dan aktivitas seluruh pengguna jalan secara inklusif, baik pejalan kaki, pesepeda, pengguna transportasi umum, dan pengguna kendaraan pribadi.
Selain itu, trotoar juga diharapkan bisa digunakan oleh seluruh pengguna jalan dari berbagai kelompok umur, gender, dan berkebutuhan khusus.
“Serta, pengembangannya terintegrasi dengan pembangunan prasarana, sarana, dan utilitas umum lainnya disesuaikan dengan karakteristik atau konteks penataan kawasan yang dikembangkan,” tuturnya.
Ia mengakui, saat ini revitalisasi trotoar belum bisa dilaksanakan di seluruh kawasan lantaran adanya keterbatasan anggaran, baik dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) maupun sumber pendanaan lainnya yang sah.
Oleh karena itu, ada beberapa kriteria yang menjadi pertimbangan pemilihan kawasan yang akan ditata trotoarnya. Empat kriteria itu ialah aksesibilitas dan mobilitas pergerakan orang, integrasi antarmoda transportasi, aktivitas kawasan, serta ruang milik jalan.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menerangkan, penataan trotoar jadi salah satu prioritas programnya demi mewujudkan keseteraan masyarakat.
“Ketika kita menempatkan trotoar, apa yang terjadi adalah langsung perasaan kesetaraan muncul,” kata Anies saat ditemui di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat, Jumat (26/8/2022).
Saat meresmikan revitalisasi kawasan Kota Tua, Anies menyebut, program revitalisasi trotoar dibuat demi menyajikan wajah kota masa depan.
“Sehingga, dapat mewakili wajah masa depan kota. Ditandai dengan pejalan kaki, difasilitasi transportasi umum, dan masa depan kota dengan emisi yang rendah,” tuturnya.
Penataan trotoar yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta ini pun sangat dirasakan oleh Yanuar Aditya, warga Karet Pedurenan, Setiabudi, Jakarta Selatan.
Ia menyebut, trotoar yang ada di jalanan Ibu Kota kini sangat nyaman untuk pejalan kaki. Ia pun mengaku kerap berjalan kaki dari kosnya di kawasan Karet Pedurenan menuju kantornya di Dukuh Atas.
“Jalan kaki sekarang makin nyaman, trotoar bagus, lebar-lebar,” ujarnya.
Ia pun berharap, seluruh trotoar di Ibu Kota bisa sebagus dan senyaman jalur pedestrian yang ada di sepanjang kawasan Jalan Sudirman.