Setelah para pedagang itu meninggalkan lapaknya, Kelurahan Pondok Kopi segera melakukan penghijauan, dengan menanam pohon-pohon keras dan tanaman hias. Usai dipercantik, kawasan ini tampak estetis, sehingga masyarakat yang melintas maupun warga yang tinggal di sekitar lokasi tersebut bisa menikmatinya.
Baca juga: Wujudkan Jakarta Kota Global, Pemprov DKI Terus Tingkatkan Kualitas Infrastruktur
Hardi menambahkan, pihaknya mengusung tema ‘Adat Bali’ dalam penataan Taman I Gusti Ngurah Rai. Hal ini sesuai dengan nama lokasi yang diambil dari salah satu pahlawan nasional yang berasal dari Pulau Dewata tersebut.
“Di Taman I Gusti Ngurah Rai, kami lakukan penataan dengan tema Balinese. Kami tambah beberapa aksesoris bernuasa Bali, seperti patung maupun kain khas Bali,” tuturnya.
Kemudian, Taman I Gusti Ngurah Rai juga dipercantik dengan lampu-lampu hias, sehingga tampak indah saat malam hari. Tak hanya dilengkapi dengan tanaman hias, ketiga taman yang dibangun di Kelurahan Pondok Kopi juga dipercantik dengan gambar-gambar mural.
“Kami lakukan pengecatan dalam bentuk mural yang cukup baik, dengan menambahkan slogan ‘Sukses Jakarta untuk Indonesia’ dan mural lainnya yang cukup menarik perhatian warga,” papar Hardi.
Meski sudah ada tiga lokasi yang berhasil disulap jadi taman, ia menegaskan, penataan tetap akan terus dilakukan di seluruh wilayah Pondok Kopi. Dengan demikian diharapkan, lahan-lahan kosong yang belum dioptimalkan bisa memberi manfaat lebih bagi masyarakat sekitar.
Baca juga: Pemprov DKI Gandeng Pemerintah Pusat Wujudkan Jakarta Kota Global
“Semoga daerah atau titik yang belum terawatt dapat dilakukan penataan pada tahun berikutnya, 2024 sampai 2025. Kami usahakan, titik kurang terawat bisa dirawat, sehingga bisa dinikmati oleh semuanya,” urainya.
Program penataan kawasan berbasis kelurahan ini mendapat apresiasi dari pengamat tata kota Universitas Trisakti Nirwono Yoga. Menurutnya, program ini dapat terus dikembangkan dengan melibatkan pihak lain, dari komunitas hingga kalangan profesional.
“Pj Gubernur bisa menggandeng komunitas masyarakat, pihak swasta atau perusahaan, serta perguruan tinggi, untuk mengembangkan kelurahan tematik berkelas dunia atau global, dengan penataan yang dilakukan secara menyeluruh,” bebernya.
Ia pun menyarankan supaya penataan kawasan disesuaikan dengan keunggulan atau ciri khas masing-masing lokasi. Dengan demikian, keunggulan yang ditonjolkan setiap kelurahan bisa dikenal luas masyarakat dan dapat memberikan lebih banyak dampak positif.
“Contohnya kelurahan di kawasan Kota Tua itu bisa mengusung tema wisata sejarah. Sedangkan, kelurahan di kawasan pesisir bisa menonjolkan penghijauan dengan hutan mangrove untuk mengantisipasi banjir rob,” jelas Nirwono.(*)