TRIBUNNEWS.COM - Guna mendukung pengentasan kemiskinan ektrem, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mendorong generasi muda Pontianak melakukan aksi dan menjadi agen komunikasi pencegahan stunting. Peran generasi muda penting mengingat mereka merupakan agen perubahan dan calon orangtua di masa depan.
“Kami berusaha memberikan pemahaman sekaligus menggerakan generasi muda agar lebih aktif dalam upaya mencegah dan menyebarkan informasi yang benar tentang stunting,” ujar Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkominfo Usman Kansong dalam diseminasi informasi dan edukasi percepatan penurunan stunting bertajuk Genbest Talk “Penuhi Nutrisi Tepat, Atasi Stunting dengan Cepat”, yang dihadiri para mahasiswa di Kota Pontianak, Selasa (3/10/2023).
Menurutnya, generasi muda saat ini harus paham stunting agar nantinya dapat melahirkan generasi yang produktif. Produktivitas penting karena hal ini bisa menghindari dari kemiskinan ekstrem. “Stunting dan kemiskinan seperti ayam dan telur. Karena miskin dia stunting, bisa juga karena stunting dia bisa tidak produktif dan menjadi miskin. Oleh karena itu kita harus menyelesaikannya secara parallel baik dari sisi kesehatan maupun ekonomi,” jelasnya.
Baca juga: Cegah Stunting Sejak Dini, Kemenkominfo Ajak Gen Z Ubah Perilaku Menuju Hidup Sehat
Keterlibatan generasi muda penting bagi upaya penurunan stunting mengingat Indonesia memasuki era bonus demografi, di mana penduduk usia produktif lebih banyak. Jika bonus ini dikelola dengan baik maka akan menjadi modal pembangunan menuju 100 tahun Indonesia merdeka pada 2045.
“Generasi muda adalah bagian dari masyarakat. Kalian merupakan calon orang tua dan agent of change yang dapat memainkan perannya dalam penurunan stunting. Kalian-lah yang nantinya akan melahirkan generasi sehat bebas stunting,” katanya kepada para mahasiswa.
Terkait dengan hal ini, langkah sederhana yang dapat dilakukan generasi muda untuk mencegah stunting adalah dengan menjalani perilaku hidup sehat, termasuk konsumsi makanan bergizi dan jaga kebersihan diri dan lingkungan. Usman menekankan kunci pencegahan stunting ada pada perubahan perilaku.
Dalam beberapa tahun terakhir, angka stunting terus menurun secara konsisten. Data Studi Status Gizi Indonesia tahun 2022 menunjukan, angka stunting secara nasional sudah mengalami penurunan menjadi 21,6 persen. Khusus untuk Provinsi Kalimantan Barat, angka stunting mencapai 27,8 persen atau peringkat ke-8 tertinggi di Indonesia. Sedangkan Kota Pontianak masih di angka 19,7 persen.
Baca juga: Kemenkominfo Dorong Generasi Muda Bangun Ekosistem Startup
Angka ini harus diturunkan karena masih di atas target yang ditetapkan Presiden Joko Widodo, yaitu 14 persen di tahun 2024. Terkait dengan hal ini, Pemerintah memberikan perhatian lebih pada Kalimantan Barat, dengan menjadikannya satu dari 12 provinsi prioritas penurunan stunting.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Walikota Pontianak Bahasan mengatakan permasalahan penurunan angka stunting adalah mengubah pola pikir warga masyarakat yang terindikasi stunting. Menurutnya anak yang terindikasi stunting, berdasarkan survei, 85 persen berasal dari keluarga kurang mampu. Oleh karenanya, Pemerintah Daerah Pontianak dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan memberikan bantuan pangan lokal kepada masyarakat sehingga mereka bisa sadar pentingnya asupan gizi.
“Kalau secara gizi dalam konsumsi makanan yang ada mencukupi, namun pola pengaturan perlu teredukasi,” katanya.
Dokter Gia Pratama Putra yang hadir sebagai narasumber dalam kegiatan tersebut menyatakan generasi muda dapat berperan menurunkan angka stunting dengan cara memenuhi nutrisi sebelum mereka menjadi orang tua. Dalam hal ini kandungan nutrisi dalam makanan adalah hal yang perlu diperhatikan. “Pembentukan sel baru sangat bergantung pada apapun yang kita makan karena akan menjadi bahan baku pembentukan sel selanjutnya” katanya.
Baca juga: Gelar Genbest Talk di Pringsewu, Kemenkominfo: Gizi dan Pangan Tingkatkan Daya Saing SDM Indonesia
Nutrisi, dijelaskan Gia, terbagi dua, yaitu makro yang meliputi karbohidrat, lemak, protein; dan mikro yaitu vitamin dan mineral yang ada dalam sayur dan buah. Isi Piringku telah memenuhi nutrisi yang lengkap dimana satu piring terdiri dari 50 persen buah dan sayur dan 50 persen karbohidrat dan protein. “Dengan komposisi isi piringku kebutuhan makro dan mikro terpenuhi,” katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, Erna Yulianti menyampaikan di Kalimantan Barat makanan lokal bernutrisi cukup berlimpah, seperti ikan. Namun, hal yang menjadi masalah generasi muda saat ini lebih suka makanan siap saji. “Salah satu sumber makanan cegah stunting dari usia 6 bulan sampai 2 tahun adalah protein dari ikan dan telur,” katanya.
Untuk menekan angka stunting, Pemerintah Daerah Kalimantan Barat terus melakukan intervensi sensitif melalui kerjasama dengan seluruh stakeholder seperti sanitasi dan air bersih. Sedangkan intervensi spesifik dilakukan dengan menyiapkan calon ibu agar tidak melahirkan anak dengan berat badan rendah. “Kami melakukan Inovasi Sehat Membara setiap Jumat dengan memberikan tablet tambah darah kepada remaja puteri kelas 7 sampai 12 agar tidak anemia,” katanya.
Baca juga: Kemenkominfo: Santri Mampu Mencegah Intoleransi di Medsos Jelang Pemilu 2024
Kemenkominfo sejak 2019 telah menggandeng generasi muda untuk turut serta mendukung upaya penurunan prevalensi stunting melalui Kampanye Genbest (Generasi Bersih dan Sehat) yang merupakan inisiasi Kemenkominfo untuk menciptakan generasi Indonesia yang bersih dan sehat serta bebas stunting.
Genbest Talk yang diadakan di Kota Pontianak ini merupakan bagian dari kampanye Genbest. Genbest mendorong masyarakat, khususnya generasi muda, agar menerapkan pola hidup bersih dan sehat di kehidupan sehari-hari. Melalui situs genbest.id dan media sosial @genbestid, Genbest juga menyediakan berbagai informasi seputar stunting, kesehatan, nutrisi, tumbuh kembang anak, sanitasi, siap nikah, maupun reproduksi remaja dalam bentuk artikel, infografik, serta videografik.(*)