“Membawakan di sini berarti orangtualah yang mengantarkan, membimbing, dan menghadirkan berbagai stimulasi untuk dijelajahi anak,” ujar psikolog yang akrab dipanggil Nina.
Ada beberapa cara untuk mendorong anak agar mau berekplorasi.
Salah satunya dengan bertanya dan menerangkan pada anak mengenai hal-hal yang ditemui sehari-hari.
Karena tujuan dari kegiatan ini adalah memancing rasa ingin tahu anak, kita perlu memiliki keterampilan bertanya dengan cara yang menimbulkan rasa ingin tahu anak.
Dalam kondisi dimana orangtua perlu “membawakan” stimulus kepada anak, sangat tidak dianjurkan membiarkan anak bermain dengan perangkat elektronik, seperti tablet.
Permainan ini—selain kurang baik bagi mata jika dilakukan tanpa batas waktu—juga akan membuat anak semakin pasif dengan lingkungannya.
Cara lain, lanjut Nina, dengan mengenalkan anak pada berbagai macam situasi. Contoh, membawa anak saat pergi ke pasar, ke bank, saat arisan, dan sebagainya.
Dengan demikian ia akan terpapar berbagai stimulus dalam lingkungan yang berbeda-beda.
Ketika mengajak ke pasar, ajak si kecil mengenal berbagai tekstur buah, termasuk yang berduri sekalipun.
Tentu, anak perlu diajari cara meraba yang benar, bukan langsung menekankan tangannya di buah berduri tersebut.
Di sisi lain, urusan kebersihan jangan dilupakan. Setelah mengeksplorasi berbagai buah di pasar, biasakan anak membersihkan tangannya.
Ajari anak untuk tidak takut kotor atau berkeringat, namun sekali lagi ia harus tetap sekaligus menjaga kebersihan dengan rutin.
Dengan cara-cara di atas, percayalah, si kecil kita tak takut lagi bereksplorasi!