Merasa ditolak oleh banyak orang, Tian tentu sangat sedih.
Namun neneknya tak pernah berhenti untuk menyemangati dirinya.
Saat dirinya duduk di bangku SD kelas 2, ia pernah dikembalikan ke orangtua kandungnya.
Tapi Tian akhirnya kembali ke neneknya karena tidak betah dengan perlakuan kasar yang ia terima dari orangtuanya.
Beranjak dewasa, Tian mulai merasa punya tanggung jawab mencari nafkah untuk dirinya sendiri dan neneknya.
Kebetulan saat itu ia ditawari bekerja menjadi badut oleh salah seorang keluarga jauhnya.
Tian pun menjadi badut di Mall Tunjungan Plaza Surabaya pada tahun 2003.
Saat itu Tian masih kelas 3 SMP.
Setiap pulang sekolah pada pukul 3 sore hingga 9 malam, ia bekerja menjadi badut.
Tian menerima bayaran 20 ribu hingga 35 ribu rupiah per even yang ia jalani.
Bekerja menjadi badut membuat Tian banyak menerima cemoohan orang.
Banyak yang menganggap jika tubuhnya terlalu lemah untuk menjadi badut.
Tapi Tian tidak peduli, ia merasa kasihan kepada neneknya jika ia berhenti bekerja.
Enam bulan menjadi badut, Tian akhirnya beralih menjadi pesulap.