Normalnya, kolagen yang disuntikkan dari luar akan menggantikan kolagen pada lapisan dermis yang jumlahnya kian menurun seiring bertambahnya usia.
Kolagen dalam bentuk suntikan terbuat dari kulit sapi yang diproses dan ada juga yang sintetis.
Kolagen sintetis ini dikenal sebagai human collagen product yang banyak beredar di pasaran.
Meski diketahui memberikan manfaat yang baik pada kulit terutama untuk menghilangkan keriput, ternyata penyuntikan kolagen juga dapat menimbulkan beberapa risiko.
“Salah satu risiko terbesar penyuntikan kolagen adalah munculnya rekasi alergi,” jelas dr Anna.
Namun tidak perlu kuatir, untuk meminimalisir hal ini, umumnya dokter akan melakukan tes alergi terlebih dahulu.
Risiko lain yang mungkin terjadi di antaranya infeksi, munculnya jaringan parut, kulit yang mengelupas, dan lain-lain.
Penyuntikan kolagen dapat menimbulkan pembengkakan atau memar dalam waktu 24 jam setelah tindakan.
Pada daerah suntikan juga dapat timbul kemerahan, yang umumnya menghilang dalam waktu 1 hingga 7 hari.
Setelah menjalani penyuntikan kolagen, pasien masih bisa menggunakan make-up tetapi dengan menghindari menggosok daerah suntikan secara berlebihan.
Hindari paparan sinar matahari berlebih atau konsumsi alkohol pada minggu pertama setelah suntikan.
Efek pemberian suntikan kolagen tidak bersifat permanan.
Ini karena tubuh akan menyerap kolagen yang disuntikkan sehingga penyuntikan kembali mungkin diperlukan.
Manfaat suntik kolagen dapat dirasakan rata-rata selama 3 bulan, meski ada juga yang melaporkan hingga mencapai 2 tahun.