Para peneliti juga mencatat kalau siswa yang nilainya rendah dari berbagai latar belakang bisa mengejar ketinggalan sebelum ujian formal dimulai di usia berikutnya.
Misalnya, beberapa orangtua mungkin memilih anaknya untuk menunda setahun, sedangkan orangtua lainnya memasukkan anaknya pada program khusus yang menolong siswa dengan nilainya kurang.
Penulis penelitian juga menganalisis data dari pusat tahanan anak di distrik sekolah Florida.
Para peneliti tidak hanya menemukan bahwa menjadi salah satu anak tertua dalam satu kelompok tahun ajaran sama bisa meningkatkan kemungkinan diterima di universitas, mereka juga menemukan hal itu bisa menurunkan kemungkinan anak ditahan karena tindak kriminal.
Jadi, lebih tua, lebih bijak, dan kecil kemungkinan menjadi penjahat.
Apakah lantas anak-anak kelahiran September adalah anak-anak pemenang? (Intisari/Agus Surono)