News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pernikahan Putri Jokowi

Pemasangan Bleketepe Jelang Pernikahan Kahiyang-Bobby, Simbol Penyucian Lokasi

Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memasang anyaman daun kelapa atau bleketepe dalam ritual sebelum siraman Kahiyang Ayu, Selasa (7/11/2017) pagi.

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Eka Fitriani

TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Prosesi pernikahan putri Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kahiyang Ayu, dengan Bobby Nasution dilakukan dengan menggunakan adat Jawa Solo.

Salah satu prosesi yang dilakukan siang ini, Selasa (7/11/2017) yakni prosesi pemasangan bleketepe dan siraman.

Budayawan Solo, Mufti Raharjo, menjelaskan berbagai urutan prosesi pernikahan adat Jawa pada umumnya.

Sejumlah pekerja asik mendekorasi disejumlah ruangan dan tempat di Gedung Graha Saba, Jl. Letjen Suprapto, Sumber, Banjarsari, Surakarta. Senin (6/11/2017) Kesibukan dekorasi tersebut untuk resepsi pernikahan Putri Presiden Joko Widodo, Kahiyang Ayu dengan Muhammad Bobby Afif Nasution. (Jimboeng Photography) (Tribun Solo/Jimboeng Photography)

Prosesi dimulai dengan wilujeng kenduri, pemasangan bleketepe, siraman, sadeyan dawet, serah-terima peningset, midodareni hingga akad nikah dan panggih.

Pemasangan bleketepe dari anyaman daun kelapa (janur) sebagai penanda akan ada hajatan pernikahan.

Pagi ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan prosesi pemasangan bleketepe di depan rumahnya di Sumber, Banjarsari, Solo.

Baca: Mengapa Pernikahan Kahiyang-Bobby Digelar 8 November? Ini Maknanya Dalam Perhitungan Tanggalan Jawa

Mufti mengatakan bleketepe diambil dari kata Bale Katapi yang artinya kotoran dipilah untuk dibuang.

Prosesi bleketepe merupakan simbol dari penyucian lokasi.

Di prosesi selanjutnya dilaksanakan pemasangan tuwuhan, lalu siraman dan dilanjutkan dengan sade dawet.

Prosesi siraman ini diambilkan dari sumber mata air yang jumlahnya ganjil, misalnya tujuh atau sembilan.

“Siraman akan menyatukan air dari mata sumber air yang jumlahnya ganjil."

'Kalau dalam Bahasa Jawa tujuh atau pitu bisa diartikan pitulungan (pertolongan, Red),” katanya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini