Aplikasi yang diperuntukkan bagi Bidan membantu menjalankan tugas mereka melalui input data yang mudah, layaknya buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) yang sudah terdigitalisasi, sehingga meringankan tugas administrasi bidan.
Baca: Sebut Cekcok Rumah Tangganya Bawaan Hamil, Evi Masamba Kini Tinggal Terpisah Dengan Suaminya
Berbagai fitur dalam aplikasi Bidan Sehati memudahkan upaya pencegahan kesakitan dan kematian ibu dan bayi melalui deteksi dini faktor risiko tinggi pada ibu hamil dan akses ke alat medis TeleCTG.
Alat medis ini memungkinkan Bidan untuk memantau kesejahteraan janin dan berkonsultasi jarak jauh dengan dokter spesialis di Consultation Center.
Anda juga menambahkan mengenai program komunitas Bidan Sehati, yaitu komunitas berbasis online pertama untuk meningkatkan quality of life bidan melalui serangkaian program terpadu yang meliputi tiga aspek yaitu pemberdayaan, peningkatan kompetensi profesi dan peningkatan kemampuan penunjang bidan.
"Salah satu langkah nyata yang dilakukan oleh Bidan Sehati adalah program kelas online demi terwujudnya bidan yang berkualitas. Dasar hukum kelas online ini adalah Peraturan Menteri Kesehatan RI No 46 tahun 2017 tentang strategi e-kesehatan nasional," katanya.
Mengacu pada data Profil kesehatan Indonesia tahun 2017, diperkirakan ada sekitar terdapat 5,3 juta ibu hamil di Indonesia.
Namun hanya terdapat 6.387 dokter spesialis kandungan yang menangani dan 60%-nya berada di Pulau Jawa.
Sementara itu dari data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2017, pada tahun 2015 terdapat 305 angka kematian ibu (AKI) dalam 100.000 kehamilan dan 23 angka kematian bayi (AKB) untuk setiap 1000 kelahiran.