Menurutnya, sebelum mahir membatik seperti sekarang ini, Zahwa sempat menggeluti pelatihan membatik selama beberapa bulan.
Dirinya membebaskan Zahwa membuat motif sesuai inisiatifnya sendiri. Beberapa motif anyar bisa dikreasikan Zahwa dari pakem-pakem motif batik khas Bekasi.
Zahwa merupakan satu dari sekian banyak pembatik difabel yang berkarya di Kombas. Batik-batik goresan tangan anak-anak muda ini ditampung dalam koperasi dan dipasarkan secara komunal baik secara online maupun penjualan langsung di toko yang sekaligus jadi workshop yang berada di salah satu ruko di Bekasi Town Square.
"Melalui Rumah Kreatif BUMN, BNI telah memberikan bantuan. Untuk promosi batik Bekasi sangat terbantu karena bisa beberapa kali ikut pameran-pameran UMKM dari BNI," ungkap Sri.
Zahwa bersama difabel lainnya yang juga penyandang tunarungu Fairuz, berkolaborasi dengan Akeylanaraya Alyandina atau Akey (9) yang merupakan desainer cilik. Hasil kolaborasi nya bisa dilihat di Pameran Kerajinan terbesar di Indonesia saat ini, yaitu INACRAFT.
Akey dan Ibunya memang aktif sebagai anggota Rumah Kreatif BUMN (RKB) Binaan BNI di Bekasi, Jawa Barat.
Sebagai mitra RKB BNI ini pula lah yang membawanya beruntung berjumpa dengan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo pada pembukaan INACRAFT 2019.
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Batik Tulis Bekasi Karya Pembuat Batik Difabel Tuna Rungu Dipamerkan di Inacraft 2019