Dengan alasan, karena salat Istisqa memiliki alasan khusus seperti salat gerhana Matahari.
Disunnahkan melaksanakan salat Istisqa ketika terjadi kekeringan atau musim kemarau yang berkepanjangan yang mengakibatkan sumur dan sungai menjadi kering.
Salat Istisqa disunnahkan dikerjakan pada saat matahari mulai beranjak naik setinggi satu anak panah.
Yaitu seperti jam setelah terbitnya matahari seperti waktu salat.
Hal ini berdasarkan keterangan yang dituturkan Aisyah RA:
"Rasulullah SAW pergi menunaikan salat Istisqa ketika tampak penghalang matahari." (HR Abu Daud no 1173).
Salat Istisqa disunnahkan dilaksanakan di lapangan terbuka dan bukan di masjid seperti yang dilakukan Rasulullah SAW kecuali dalam kondisi terpaksa.
Tata Cara Salat Istisqa
1. Shalat Istisqa terdiri dari dua rakaat (seperti salat ld), tanpa azan dan iqamah.
Disunnahkan mengeraskan bacaan.
2. Pada rakaat pertama bertakbir tujuh kali setelah takbiratul ihram.
Sementara pada rakaat kedua, jumlah takbirnya lima kali, selain takbir ketika bangun dan sujud.
3. Kedua tangan diangkat pada setiap takbir, sambil memuji Allah SWT dan berselawat kepada Rasulullah SAW di antara setiap takbir.
4. Rakaat pertama disunnahkan membaca surat Al-A'la dan rakaat kedua surat Al-Ghasiyah.
5. Setelah salat, imam disunnahkan menyampaikan khotbah di hadapan jemaah yang hadir, memperbanyak istighfar dan membaca Al-Quran serta doa-doa yang disebutkan dalam riwayat dari Rasulullah SAW.