TRIBUNNEWS.COM - Gerakan Bantu Kuliah Novi di Luar Negeri kini menjadi perbincangan dan menimbulkan respon dari berbagai kalangan, Rumah Zakat pun akhirnya mengeluarkan pendapat.
Netizen Twitter pada minggu-minggu ini, tengah ramai memperbincangkan sebuah gerakan penggalangan dana melalui laman kitabisa.com
Pasalnya, gerakan Bantu Kuliah Novi di Luar Negeri ini dianggap sebagaian hal yang wajar oleh sebagian orang, namun ada juga yang beranggapan gerakan membantu ini terlalu berlebihan dan ambisius.
Banyak para netizen yang mendukung gerakan ini, namun banyak juga yang mencibir gerakan membantu seseorang untuk berkuliah di luar negeri.
Keramaian soal bantu Novi mewujudkan mimpi untuk berkuliah pertama kali ramai dibahas di laman Twitter @tubirfess.
Penggalangan dana melalui kitabisa.com tersebut merupakan penggalangan dana untuk membantu mewujudkan harapan seorang warga di Kabupaten Kediri untuk berkuliah di Universitas Kirklareli Turki.
Diceritakan, Novi seorang warga dari Kediri Jawa Timur telah usai menempuh pendidikan atas di SMAN 5 Kediri.
Novi telah lulus sejak tahun 2018.
Dikutip dari wawancara Tribunnews, Rabu (6/11/2019), Rumah Zakat sebagai lembaga filantropi yang membantu aksi gerakan “Bantu Novi Mewujudkan Mimpinya Berkuliah” menjelaskan Novi adalah anak seorang pedagang tukang bubur ayam keliling di Kediri
Ibu Novi adalah seorang ibu rumah tangga, ia juga mempunyai seorang adik laki-laki yang sekarang duduk di sekolah dasar.
Tahun 2018 , Novi telah mencoba berbagai macam seleksi untuk masuk ke perguruan tinggi.
Namun tidak ada satupun yang lolos hingga akhirnya dia memutuskan untuk mengambil gap year dan ingin mencoba lagi di 2019.
Sayangnya, untuk masuk di perguruan tinggi tahun 2019 ini hasilnya pun sama, Novi tidak lolos.
Dalam, usahanya melanjutkan pendidikan, Novi ia tidak putus asa dan terus mencoba mencari info perkuliahan baik di dalam maupun luar negeri.