Tahun 1959 ia mendapat penghargaan dari PWI Cabang Sumut/Medan di Grand Hotel, karena telah berkecimpung dalam dunia pers selama kurang lebih 25 tahun.
Ia mengambil alih kepemimpinan di Harian Waspada Medan tahun 1969 setelah H Moh Said mengundurkan diri.
Pada 1979 ia menerima piagam Pembina Penataran Tingkat Nasional dari BP7 Jakarta.
Kemudian, tahun 1984, bersamaan dengan hari Pers Nasional menjadi anggota KPB (Kantor Perwakilan Bersama) di Jakarta.
Ia banyak melakukan perjalanan jurnalistik ke luar negeri.
Tahun 1953, ia mengunjungi Jepang sebagai wartawan Waspada bersama rombongan missi dagang 'Fact Finding' Pemerintah RI yang diketuai oleh Sudarsono untuk merundingkan pembayaran Pampasan Perang.
Tahun 1954 mengunjungi Republik Rakyat Tiongkok.
Tahun berikutnya, 1955 mengunjungi Belanda, Belgia, Prancis, Italia meliputi perundingan Tunku Abdul Rahman dengan Ching Peng, pimpinan Komunis Malaya, di Baling Malaysia.
Tahun 1956 mengunjungi Amerika Serikat, Mesir, Turki, Jepang, Hongkong, dan Thailand.
Kemudian, tahun 1961 dan 1962 mengunjungi Inggris dan Jerman Barat serta Paris.
Lalu tahun 1963 mengikuti rombongan Menteri Luar Negeri Subandrio ke Manila, Filipina dan mengikuti perjalan Presiden RI ke Irian Jaya dalam rangka penyerahan Irian Barat kepangkuan Republik Indonesia.
Selanjutnya, tahun 1976 mengikuti rombongan Adam Malik menghadiri KTT Non-Blok di Sri Lanka.
Ia juga mempunyai banyak pengalaman di bidang politik.
Tahun 1934 ia memasuki organisasi 'Indonesia Muda', wadah perjuangan pergerakan pemuda, dan pernah duduk sebagai wakil ketua.