Benarkah yang ditawarkan klinik untuk kecantikan ini asli dari sel plasenta bayi?
Baca: Mulan Jameela Akan Diperiksa Soal Kasus Memiles, Reaksi Istana Soal Izin Hingga Respon Ahmad Dhani
Baca: Pernah Kerja Bareng Andhika Pratama, Iis Dahlia Beberkan Tabiat Sahabat Gading Marten: Ga Gitu Kok!
Tribunnews.com Network mencoba melakukan penelusuran.
Ternyata, selain menggunakan plasenta, adapula klinik kecantikan yang menggunakan sel punca domba atau sayur mayur.
Tentu ini sebuah istilah yang kontradiktif jika menilik penjelasan maupun kegunaan stem cell yang dijelaskan dalam Permenkes 32 tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Sel Punca dan/ atau Sel.
Dokter Chandra yang lulusan University of Melbourne itu mengakui, penggunaan sel punca dalam bidang kecantikan memang belum diatur dalam regulasi.
Produk yang beredar juga masih cukup terbatas, bahkan tidak sedikit merupakan bahan selundupan alias tidak mengantongi izin.
"Memang tidak ada regulasinya buat kecantikan. Soalnya itu tidak bisa di BPOMin juga karena kan bahan organik. Kebanyakan barangnya impor, lokal juga ada tapi sangat terbatas," ujar dr Chandra dihubungi pada Rabu (15/1/2020).
dr Chandra menyebut, banyaknya klinik kecantikan yang memberikan layanan stem cell tidak lebih dari faktor latah demi bisnis saja.
Menurutnya, keaslian sel punca yang ditawarkan setiap klinik juga harus diuji lebih lanjut.
Demi Naikkan Nilai Jual
Bahkan, ia menyebut, banyak bahan yang kemudian dilabeli dengan stem cell hanya untuk kepentingan "jualan" semata.
"Banyak yang klaim-klaim saja. Stem sell kalau dibotol itu namanya bukan stem cell, itu namamya sel terapi. Apalagi yang stem cell sayur atau buah apel dan anggur itu jelas bukan stem cell. Cuma nama stem cell untuk jualan saja," jelasnya.
Risiko Sel Punca Jika Disuntikkan ke Wajah
Terkait plasenta bayi yang kerap diistilahkan oleh klinik sebagai stem cell plasenta, dr Chandra menyebut sebenarnya penggunannya punya risiko besar ketika disuntikkan ke wajah orang.
"Sel punca nambah hormon dan punya risiko lumayan besar. Plasenta bayi memang lumayan mahal kalau sudah masuk lab," terangnya.
dr Chandra sendiri pernah mencoba menggunakan apa yang disebut stem cell itu.