Setelah itu, barulah kamu bisa menggunakan sebagian pendapatanmu untuk membayar hal-hal yang bersifat kewajiban.
Seperti ansuransi, atau berbagai cicilan.
"Sekarang jadi waktu yang tepat untuk mencatat pengeluaran. Pengeluaran saya selama ini seberapa bocor sih? pengeluaran ini pelajaran zaman SD banget, yang primer apa aja, itu yang harus diutamakan. Baru kedua yang kewajiban sifatnya. Pembayaran ke pihak ketiga seperti asuransi, atau cicilan," kata dia.
Pengeluaran yang harus di efisienkan, menurut dia terletak pada pengeluaran yang bersifat sekunder.
Seperti keinginan atau barang-barang yang belum dibutuhkan sekali.
"Tundalah pembelian yang sifatnya sekunder dan tersier. Karena kita gak tau ujungnya (pandemi) dimana, kita belum tau. Jadi mendingan belanja yang sesuai dengan kebutuhan kita," tuturnya.
Selain itu, dalam situasi pandemi saat ini, kita tidak mungkin berencana untuk melakukan liburan bukan?
Bahkan untuk sekedar pergi menonton bioskop atau bersenang-senang di tempat wisata pun rasanya tidak mungkin.
Untuk itu, pengeluaran bulanan yang sering kali kita gunakan untuk aktivitas hiburan bisa dipergunakan untuk kepentingan lain yang lebih mendesak.
Seperti membeli obat-obatan jika dibutuhkan, memeriksakan diri ke rumah sakit jika perlu, atau mungkin disimpan untuk dana darurat.
Nah dana darurat ini bisa kamu pergunakan untuk keperluan mendesak.
"Keperluan entertain banyak yang bisa di cut. Tadinya yang nonton, nongkrong, itu bisa di cut. Ini bisa dialihkan ke dua hal. Satu nabung untuk dana darurat, kedua kita bisa tetap belanja membantu perekonomian Indononesia dengan mendukung UMKM. Tapi ingat, produk apa yang ditawarkan, artinya 'oh iya saya butuh, yaudah," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Sangat Penting Siapkan Perencanaan Belanja di Tengah Pandemi Covid-19, dan Bijak Mengelola Keuangan di Tengah Pandemi Corona, Berikut Tipsnya,
Penulis: Pebby Ade Liana