Dibanding terapi nikotin, Vape dinilai efektif bantu perokok berhenti merokok
Sebuah uji coba klinis yang dibiayai oleh National Institute for Health Research UK (NIHR) terbit pada bulan April tahun 2019. Uji coba klinis ini melibatkan hampir 900 partisipan ini menunjukkan bahwa pada layanan lokal berhenti merokok (Local Stop Smoking Services), standar rokok elektronik dua kali lebih efektif untuk membantu perokok berhenti merokok dibandingkan dengan pilihan kombinasi
perokok pada terapi pengganti nikotin (NRT).
Dalam studi yang terpisah dari University College London (UCL) menunjukkan bahwa rokok elektronik
membantu lebih dari 50.000 perokok di Inggris untuk berhenti merokok setiap tahunnya.
Vape tidak berisiko bagi perokok pasif
Anda pasti sudah sering mendengar bahwa perokok pasif juga tak lepas dari paparan bahaya rokok, bahkan lebih berisiko.
Banyak bukti yang jelas menunjukkan bahwa perokok pasif juga harus menghadapi bahaya rokok, hal tersebut menjadi alasan negara Inggris membuat peraturan untuk tidak merokok di ruang publik dan di tempat kerja. Namun, vaping tidak termasuk dalam peraturan ini dan organisasi/instansi dapat memiliki kebijakan sendiri terkait vaping di lingkungannya.
Cairan rokok elektrik biasanya terdiri dari nikotin, propilen glikol dan atau gliserin serta perisa. Berbeda dengan rokok konvensional, tidak ada uap yang dihasilkan oleh rokok elektronik ke udara selain dari aerosol yang dihembuskan keluar.
Laporan pada tahun 2018 menemukan bahwa tidak ada risiko kesehatan yang teridentifikasi dari orang-orang yang ada di sekeliling vaper dan laporan tersebut akan diperbarui lagi pada tahun 2022. Pengidap asma dan masalah pernafasan lainnya sangat peka terhadap hal-hal yang mengganggu di lingkungan, dan PHE menyarankan agar mempertimbangkan hal tersebut dan membuat kebijakan yang sesuai. (*)