TRIBUNNNEWS.COM - Peran anak muda adalah kunci kesuksesan aplikasi online layanan laporan pelayanan publik (LAPOR!), terutama di masa pandemi covid-19.
Demikian hasil rangkuman diskusi bulanan UNDP “SDG Talks”.
LAPOR!, aplikasi yang dimotori Kementerian Pendayaaan Aparatur Negara dan Birokrasi (KEMENPAN-RB), adalah aplikasi umum bidang pengelolaan pengaduan pelayanan publik.
Sampai tahun lalu, sistem LAPOR telah mencatat 1,145,944 laporan yang telah diterima dan direspon oleh instansi yang terhubung di berbagai daerah di Indonesia.
Dari total laporan yang masuk pada tahun 2020 saja, sekitar 30% datang dari pengguna sistem LAPOR yang berusia antara 20-30 tahun.
Baca juga: Kemenpan RB Tegas Larang ASN Mudik Lebaran, Minta Masyarakat untuk Lapor Jika Ada yang Melanggar
"Keterlibatan generasi muda akan mampu menjadi pemicu efek bola salju untuk partisipasi masyarakat secara luas dan pemerintah mendorong generasi muda untuk terus menyampaikan keluhan publik sebagai check and balance tentang kebutuhan masyarakat,” ujar Bapak Rosikin, Analis Kebijakan Muda Sub-Koordinator Sistem Informasi Pelayanan Publik KEMENPAN-RB dalam kata sambutan nya.
Turut membuka acara SDG Talks adalah Wakil Kepala Perwakilan UNDP Indonesia Sophie Kemkhadze dan Deputy Country Director Badan Kerjasamama Internasional Korea (KOICA) Indonesia, Song Joo Kim.
UNDP Indonesia dan KOICA Indonesia ikut mendukung penajaman dan perluasan aplikasi sistem LAPOR! di Indonesia.
“UNDP Indonesia terus menerus berinovasi terhadap pendekatan-pendekatan baru menghadapi berbagai tantangan, diantaranya lewat SP4N-LAPOR yang bekerjasama dengan KOICA Indonesia dan Kemenpan-RB. Di platform ini, bisa dilihat tinggi nya tingkat partisipasi masyarakat untuk menyampaikan keluhan,” ujar Ms. Kemkhadze.
Baca juga: Jangan Sampai Kesiangan, Setel Alarm Sahurmu Melalui 5 Aplikasi Ramadhan Ini
“Sistem komunikasi LAPOR adalah bagian dari pendekatan untuk mengubah perilaku masyarakat untuk aktif melaporkan keluhan publik. Hal ini dibutuhkan untuk mengatasi ketimpangan dan ketidakadilan sosial yang menjadi tantangan saat ini,” ujar Ms. Kim.
Republik Korea merupakan salah satu dari tiga negara teratas yang memiliki sistem e-governance paling efektif menurut United Nations E-Government pada tahun 2020.
Melalui sistem e-people masyarakat bisa menyampaikan keluhan mereka, dan sejauh ini sudah menerima 12,3 juta keluhan dari masyarakat di negeri ginseng tersebut
Faye Simanjuntak dan Rodhi Mahfur, dua aktivis muda yang hadir pada diskusi ini, menyepakati pentingnya keterlibatan pemuda dalam menyampaikan keluhan mengenai fasilitas dan layanan publik.
Faye, pendiri Rumah Faye yang pada tahun lalu dinobatkan sebagai salah satu anak muda berpengaruh versi majalah Forbes Indonesia, mengisahkan selama bekerja bersama penyintas kekerasan anak, kerap menemukan ketimpangan akses informasi di tingkat akar rumput.
"Sosialisasi dan akses mutlak diperlukan. Bahkan di kota besar seperti di Jakarta saja, akses terhadap internet masih terbilang eksklusif,” kata Faye.
Hal serupa juga diungkapkan Rodhi Mahfur, seorang seniman muda yang aktif menyuarakan hak-hak disabilitas lewat komunitas Jakarta Barrier Free Tourism.
SDG Talks ini juga menghadirkan panelis Siprianus Bete Soro, Head of Democratic Governance & Poverty Reduction UNDP Indonesia yang menyoroti tentang pentingnya Kerjasama semua pihak dalam mendukung SP4N-LAPOR.
Kemudian ada Dea Paramita, Manajer Program KOICA Indonesia yang berbagi mengenai keberhasilan E-People di Korea dengan 98% laporan yang direspon pejabat publik.
Terakhir, Monica Amy Nabella, Analis Pengaduan Masyarakat Kemenpan-RB dan Duta LAPOR! 2019 yang menceritakan bagaimana generasi muda telah menggunakan LAPOR! untuk perubahan layanan publik.