Kecintaan pasangan baru ini pada batik menjadikan mereka “bulat” untuk menghidupi keluarga melalui usaha batik.
Kondisi Surakarta pada saat itu untuk batik bisa dibilang baru merangkak lagi setelah peristiwa 1965.
Tetapi, mereka yakin dengan modal kecintaan, percaya diri, jejaring usaha
yang luas, kualitas produk yang baik, dan kerja keras maka usaha mereka pasti bisa berjalan baik.
Nama Danar Hadi dijadikan merek dagang, mengambil dari nama Danarsih dan ayahnya, Hadiprijono.
Dari pernikahannya dengan Danarsih, Santosa Doellah dikaruniai empat orang anak yang semuanya terjun mendukung usaha keluarga.
Berikut ini nama keempat anak Santosa Doellah dengan Danarsih:
- Dian Kusuma Hadi
- Dewanto Kusuma Wibowo
- alm. Diah Kusuma Sari Santosa
- Diana Kusuma Dewati
Sejarah Singkat Batik Danar Hadi
Dikutip dari sumber yang sama, Danar Hadi merupakan sebuah perusahaan yang berdiri pada 1967.
Tahun itu industri batik di Solo baru merangkak setelah periode 1965.
Walaupun kondisi perbatikan tidak terlalu kondusif, tetapi pasangan baru Santosa Doellah dan Danarsih Hadiprijono tetap memutuskan untuk memulai usaha batik di tahun tersebut.
Keputusan untuk mengeluarkan merek “Danar Hadi” tidak diambil dengan gegabah, melainkan suatu keputusan yang merujuk pada pengalaman usaha batik keluarga selama beberapa generasi di Surakarta.
(Tribunnews.com/Nadya/Yurika)