"Tren semacam ini tidak akan lama karena spirit doll tergolong sebagai komoditas tersier, bukan kebutuhan primer ataupun sekunder," ujar dia.
"Tetapi sekali lagi, boneka semacam ini mungkin bisa menjadi terapi bagi mereka yang ingin memiliki anak atau sempat berpikir untuk tidak memiliki anak," ucap Wahyu, yang akhir tahun lalu meluncurkan buku Sosiologi Kehidupan Sehari-hari.(ni luh putu sri wahyuni/adrian amurwonegoro)
Baca juga: Para Bobotoh Geulis Yakin Permainan Persib Bakal Gacor Tekuk Persita