"Jadi terinspirasi dari elemen-elemen kearifan lokal yang ada di kudus, khususnya makam Sunan Kudus," kata dia dilansir Kompas.com.
"Mulai dari cuttingan-nya yang mengadopsi ornamen-ornamen yang ada di makam atau sekitarnya."
Sejumlah koleksi busana diwujudkan ke dalam busana Muslim wanita dalam bentuk outer, baju, celana panjang atau terusan yang modis.
Mayoritas busananya didominasi oleh warna-warna earthy seperti coklat muda, coklat tua, putih dan sedikit sentuhan gold.
Bagi Dewi, keikutsertaan mereka di MUFFEST+ 2022 dapat memperkaya wawasan akan perkembangan industri fashion.
“Banyak sekali brand fashion dan lebih dari 100 desainer kenamaan yang meramaikan acara ini," papar Dewi.
"Ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan kami tentang perkembangan fashion yang kelak bisa menjadi insipirasi.”
Selain Dewi, terdapat tiga siswi SMK NU Banat lainnya yang ikut ambil bagian dalam gelaran ini yaitu Munira, Fathin Naziha dan Najla Mufida Azmi.
Keempatnya merupakan siswa kelas XII jurusan Tata Busana.
Tak hanya menampilkan karya terbaru di runway, mereka juga membuka booth agar para penikmat fashion dapat melihat lebih dekat dan memiliki karya-karya Zelmira.
Menariknya, dalam waktu tiga hari gelaran MUFFEST+ 2022, ratusan pakaian yang mereka pajang di booth tersebut laris manis.
Pujian dari fashion enthusiast
Salah satu pujian datang dari selebgram dan juga fashion enthusiast Irani Vianza yang terpukau delapan muse membawakan koleksi Luwur di runaway.
Irani tak menyangka siswi SMK bisa menampilkan karya yang tak kalah bagus dari desainer kenamaan.