“Saya awalnya tidak menyangka kalau ini buatan anak SMK. Karena look dan detailnya bagus, apalagi begitu tahu kalau ternyata Luwur mengangkat konsep kearifan lokal," kata Irani.
"Menurut saya ini hal yang unik sekaligus keren, karena bisa mengaplikasikan konsep itu menjadi busana yang desainnya khas banget," tegas Irani.
Hal senada juga diungkapkan oleh desainer senior, Ali Charisma. Pria kelahiran Bali ini mengapresiasi karya Luwur dari Zelmira yang sangat wearable, sehingga akan sangat mudah diserap oleh pasar.
Sementara dari sisi desain, Ali juga berharap merek Zelmira - brand besutan anak SMK NU - mampu memadukan tren fashion yang sedang berkembang dengan kearifan lokal yang ada di Indonesia.
“Menurut saya anak-anak SMK NU Banat sudah memiliki identitas yang jelas, yaitu membuat pakaian yang wearable dengan mengusung nilai-nilai historis sehingga karya ini bisa dengan mudah diterima oleh masyarakat," katanya.
Ali pun berharap, Zelmira beserta konsep yang diusungnya bisa menjadi lokomotif dan menginspirasi sekolah-sekolah kejuruan lain di Indonesia untuk melakukan pola serupa.
Sehingga nantinya kita bisa melihat lahirnya desainer-desainer muda dari kalangan SMK di Indonesia. (Dinno Baskoro/Kompas.com)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dipuji, Koleksi Luwur Karya Siswi SMK NU Banat di MUFFEST+ 2022"