Selain Tamim, salah satu penjual barang antik, Wito juga mengeluhkan hal yang sama. Pasalnya, sudah sebulan toko milik Wito tak dikunjungi pembeli.
Padahal, dirinya memiliki banyak koleksi bekas zaman kerajaan hingga Dinasti Ming pada abad ke-15.
"Ini keramik, dari Dinasti Ming abad ke-15. Tahunya dari orangtua, ahli porselen mereka," jelasnya sembari menunjukkan sebuah keramik motif bunga warna biru bergradasi putih.
Terpisah, salah satu pembeli, Abdul (29) mengaku sudah mengetahui keberadaan Pasar Barang Antik di Jalan Surabaya ini sejak lama.
Namun, dirinya baru membeli salah satu koleksinya sebab diminta oleh orangtuanya. "Iya saya beli lampu di sini, buat dekorasi rumah," ujar Abdul.
Abdul mengaku senang mengoleksi barang antik, sebab dapat menambah estetik sebuah ruangan. "Senang memang, bagus sih. Ini dekat kos juga," kata Abdul.
Sementara itu, pantauan Wartakotalive.com sejumlah turis hilir mudik menengok ragam koleksi yang disuguhkan Pasar Barang Antik Jalan Surabaya tersebut.
Mereka memasuki satu demi persatu toko dan memotret tiap detail barang yang dipajang di dalamnya.
Berbagai interior ruangan, kain-kain tenun, lampu kristal, peralatan dapur, wayang golek, dan patung kayu menjadi primadona pengunjung.
Pasar Barang Antik Jalan Surabayabuka setiap hari mulai pukul 07.00 WIB hingga 17.00 WIB.
Laporan Reporter Nuri Yatul Hikmah | Sumber: Warta Kota