Gangguan kecemasan ini termasuk gangguan obsesif-kompulsif yang didiagnosis atau memiliki bentuk trauma emosional di masa lalu.
Baca juga: Kenali Perilaku FOMO dan Cara Mengantisipasinya
Pengaruh Media Sosial terhadap FOMO
Adanya smartphone melahirkan ribuan aplikasi atau komunitas seperti media sosial, dikutip dari Very Well Mind.
Dari media sosial ini, setiap orang dapat terhubung dengan orang dari berbagai negara dan mengetahui hal yang sedang tren atau dibicarakan.
Melalui berbagai konten di media sosial, setiap orang dapat menciptakan situasi di mana pengguna terus-menerus membandingkan kehidupan mereka dengan pengalaman orang lain yang dinilai ideal.
Media sosial yang sering digunakan misalnya Twitter, Facebook, Instagram, dan Snapchat, yang mempermudah untuk melihat apa yang dilakukan orang lain.
Versi glamor kehidupan mereka yang disiarkan di fitur-fitur seperti Instagram Stories atau dinding Facebook mengubah perasaan pengguna.
Orang yang melihat postingan tertentu akan terpengaruh oleh postingan itu secara tidak sengaja.
Hal ini terkadang membuat mereka berpikir mereka melakukan lebih buruk daripada rekan-rekan mereka.
Orang-orang akan melihat ke luar pada pengalaman orang lain daripada ke dalam pada hal-hal besar dalam hidup mereka.
Baca juga: Fear of Missing Out atau FOMO Tak Selalu Buruk, Bisa Bikin Cuan dalam Bisnis
Gejala FOMO
Orang yang mengalami FOMO dapat dilihat dari perasaan cemas dan kebiasaan yang ia lakukan untuk mengatasinya.
Biasanya, orang FOMO akan meningkatkan upaya mereka untuk tidak ketinggalan dengan lebih sering memeriksa situs jejaring sosial yang berbeda.
Mereka juga meninginkan interaksi yang lebih, misalnya melalui media sosial.