“Teman-teman bilang rambut lo udah mulai nggak botak lagi? Saya bilang oh ya! Jadi mereka yang lebih notice dibanding saya."
"Kebayang kan gimana kalau saya melakukan ‘transplant rambut’,” sambung nominator “Pemeran Pendukung Pria Terbaik” FFI 1991 untuk film “Perwira dan Ksatria” itu.
Menurut dr. Cintawati Farmanina, Mbio (AAM), “transplant rambut” menjadi pilihan utama apabila kepala sudah terjadi kebotakan yang tidak bisa lagi di-treatment dengan obat-obatan.
Apalagi kebotakan tersebut sudah tidak ada akar rambutnya. Jadi, mau tidak mau harus melakukan “transplant rambut” anjur dokter Nina kepada warga.
Menurut dia, rambut berhubungan dengan kepercayaan diri. Terutama bagi siapa saja yang meyakini rambut yang sehat sebagai penunjang penampilan.
"Apalagi bapak-bapak ini kan sering kali ditantang sama banyak orang. Kan orang suka bilang, tuh itu sudah mulai tidak ada rambut, udah kelihatan umurnya. Jadi untuk kepercayaan diri dan buat semangat kerja. Mau nggak mau jadi tambah semangat kerja," ucapnya.
Pak James Ja Markus,Pak Nuang 2,000, dan Pak Munawir bin Sabin.selaku host juga ikut nimbrung dalam obrolan di Pesta Warga.
“Wah nggak kebayang kalau hidup di usia bapak-bapak ini trus nggak punya rambut. Ini benar-benar jadi salah satu masalah utama bapak-bapak. Di rumah udah banyak tumpukan topi buat nutupin kepala botak," kata Pak James disusul tawa warga.
Sekadar info, Festival “Pesta Warga” menjadi ajang nostalgia bagi bapak-bapak, ibu-ibu, anak-anak hingga orang tua dengan beragam kegiatan warga pada umumnya.