Fahri mengatakan jadwal Pemilu sudah ideal ditentukan oleh penyelenggara Pemilu.
"Tetapi kan tidak ada kegiatan ya kan. Harusnya difasilitasi perdebatan yang memungkinkan publik tahu orang-orang ini siapa aja mereka dan apa idenya memimpin Indonesia," kata dia.
Dia menilai bahwa perbedaan yang terjadi kini masih berdasarkan sentimen dan emosi, bukan pikiran.
"Harusnya kita akhiri perbedaan perasaan kita mulai perbedaan pikiran karena itu lebih sehat dan dewasa bagi demokrasi," tandas dia.
Diketahui, Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali meminta Partai Demokrat agar kemarahannya tak dikaitkan ke Anies Baswedan.
Hal itu merespons kritikan Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat, Andi Arief terhadapnya soal peluang Gibran Rakabuming Raka jadi calon wakil presiden (cawapres) Anies Baswedan di 2024.
Ali mengingatkan Partai Demokrat agar tak membatasi mantan Gubernur DKI Jakarta itu dengan siapapun.
"Jadi gini, kemarahan teman-teman Demokrat jangan digeber kepada Anies," kata Ali saat dihubungi, Kamis (17/11/2022).
Ali menilai agak repot ketika ada orang yang tak disenangi Partai Demokrat lalu melarang Anies untuk berkomunikasi dengan mereka.
"Jadi ketika kemudian ada orang yang tidak senang dengan Demokrat, atau orang yang tidak disenangi Demokrat, terus Anies tidak boleh berteman dengan dia, kan repot juga kalau begitu," ucap Ali.
Lebih lanjut, Ali menegaskan pertahanan partainya mengusung Anies sebagai capres karena ingin melakukan perubahan.
"Jadi kita usung Anies karena kita mau melakukan perubahan. Melakukan perubahan bukan berarti kita memusuhi orang lain," ungkap dia.
Karenanya, ia menuturkan pihaknya mengusung Anies dengan ide dan gagasan, bukan mengajaknya membenci orang lain.
"Jadi hendaknya kemudian kita usung Anies itu dengan gagasannya. Jadi bukan ajak Anies untuk benci orang lain," imbuhnya.