“Di internal PDIP tersisa nama Ganjar dan Puan yang berebut tiket capres, sedangkan Risma tampaknya lebih diproyeksikan untuk maju pada Pilkada DKI Jakarta,” kata Okta.
Puan kini praktis memimpin posisi papan bawah, disusul Khofifah Indar Parawansa (2,2 persen) dan Erick Thohir (2,0 persen).
Sejumlah nama juga bergerak naik, seperti Andika Perkasa (1,7 persen) dan Yenny Wahid (1,0 persen).
Tidak seperti Puan, elektabilitas Airlangga Hartarto cenderung stabil (1,0 persen), begitu pula dengan Muhaimin Iskandar (0,5 persen).
Nama Muhaimin sebagai ketua umum PKB bahkan kalah oleh tokoh-tokoh Nahdlatul Ulama (NU) lainnya seperti Khofifah dan Yenny.
“Nama-nama pemimpin partai besar masih belum cukup menjual, terbukti dari rendahnya tingkat elektabilitas,” pungkas Okta.
Masih ada sejumlah nama lain, dan sisanya menyatakan tidak tahu/tidak jawab sebesar 6,4 persen.
Survei CPCS dilakukan pada 1-8 Desember 2022, dengan jumlah responden 1200 orang mewakili 34 provinsi yang diwawancarai secara tatap muka. Metode survei adalah multistage random sampling, dengan margin of error ±2,9 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.